Tak sampai kamu berlari ke arahnya, lalu kamu meminta singgah di terasku yang terbuka lebar… dan kita hanya berbincang sampai tak tau kapan. Namun tidak juga. Dalam perbincangan kita yang panjang, kamu memintaku menetap, tapi bukan di tempatnya. Rumah baru untuk kita, katamu. "Di sana kita bangun yang baru. Tidak ada siapapun, cuma kita, berdua. Tidak ada yang terkunci di dalam. Tidak ada yang tertinggal." katamu. Bincang sore yang alot membawa air mataku keluar. Kamu justru tidak menghapusnya. Kamu ambil air mataku dan memasukannya dalam sebuah kotak. "Ini kotak ajaib. Simpan semua air matamu di sini, lalu tutup. Begitu kau buka kembali…". Aku membuka kotak itu. Berbutir-butir senyuman keluar dan meresap ke wajahku. Beberapa lainnya menjadi cahaya. Lalu kita berdua larut dalam bincang yang penuh tawa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar