Baru kali ini aku merasakan apa yang selama ini sering aku dengar, tentang "mencintai dalam doa". Getarannya luar biasa. Halah. Ya, bagaimana tidak berdebar-debar? Bayangkan saja, kamu merindukan seseorang begitu hebatnya, namun kamu tidak bisa berbuat apa-apa. Hanya bisa mengatakan dalam hati, "Hey, aku kangen", lalu ditutup dengan mendoakannya.
Untuk sekedar menyapanya dalam sebuah chat? Rasanya juga tidak mungkin. Kami hampir tidak pernah saling sapa iseng, kalau memang tidak ada perlunya. "Hai, kamu lagi apa?" pun tidak pernah kami lakukan. Kami baru akan membuka obrolan, jika memang ada sesuatu yang harus disampaikan, entah itu mengenai pekerjaan, masalah pribadi, atau saat kami ingin bertanya mengenai sesuatu. Sesuatu yang penting ya. Bukan sesuatu seperti "Udah makan belum?". Bukan, bukan yang seperti itu.
Mungkin ini rasanya.. jatuh cinta tanpa ungkapan cinta. Rindu yang tertahan restu. Kasih sayang sebelum terlontar ijab qabul. Sulit memang.. Memendam rasa dalam doa.
Untuk sekedar menyapanya dalam sebuah chat? Rasanya juga tidak mungkin. Kami hampir tidak pernah saling sapa iseng, kalau memang tidak ada perlunya. "Hai, kamu lagi apa?" pun tidak pernah kami lakukan. Kami baru akan membuka obrolan, jika memang ada sesuatu yang harus disampaikan, entah itu mengenai pekerjaan, masalah pribadi, atau saat kami ingin bertanya mengenai sesuatu. Sesuatu yang penting ya. Bukan sesuatu seperti "Udah makan belum?". Bukan, bukan yang seperti itu.
Mungkin ini rasanya.. jatuh cinta tanpa ungkapan cinta. Rindu yang tertahan restu. Kasih sayang sebelum terlontar ijab qabul. Sulit memang.. Memendam rasa dalam doa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar