Tampilkan postingan dengan label My Opinion. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label My Opinion. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 03 Januari 2015

Jangan Percaya

Hari ini, saya dapat pelajaran baru, yaitu:



JANGAN PERNAH PERCAYA PADA ORANG LAIN,


Siapapun itu. Mau itu,


Ibu kamu,
Bapak kamu,
Tante kamu,
Keluarga kamu,
Sahabat-sahabat kamu,
Rekan kerja kamu,
Mantan pacar kamu,
Laki-laki yang kamu cintai saat ini,
Keluarga laki-laki tersebut,


siapapun,
jangan pernah percayai mereka.


Karena,

Sebaik-baiknya manusia di bumi ini,
judulnya tetep aja manusia.

Penuh khilaf.
Penuh ego.
Penuh nafsu.






Berdirilah pada satu titik.

Percayakan hanya pada diri sendiri..



...dan Tuhanmu, pastinya.

Selasa, 23 Desember 2014

Beberapa Lupa

Beberapa orang tua menganggap paling tahu
mengenai segalanya tentang anak mereka.
Dalam beberapa hal memang betul.
Tapi beberapa hal lainnya mereka lupa..
Lupa bertanya kepada anak-anaknya,
"Apa yang engkau rasakan, nak?"

Minggu, 30 November 2014

Ingin Dipeluk

It's weird, ketika kamu menjadi anak tunggal, namun selalu merasa sendiri tanpa rangkulan kedua orang tuamu.

Menjadi anak tunggal seharusnya menyenangkan. Selalu dimanja, selalu disayang, selalu diperhatikan, karena ya memang tidak ada anak lagi yang harus diperlakukan seperti itu. Namun, ada kalanya keadaan tak semanis yang dibayangkan. Beberapa anak tunggal memang selalu dimanja dan diperhatikan dengan materi berlimpah ruah, tetapi hati mereka seringkali tak terangkul oleh kedua orang tuanya.

Beberapa anak tunggal merasa ketika sedang tertimpa masalah, kedua orang tuanya justru selalu menyudutkan si anak atas masalah yang menimpanya. Mungkin memang kesalahan anak, tapi mengapa mereka tak mencoba mencari tahu apa penyebab masalah tersebut dengan mendekati si anak? Ketika si anak nampak murung, malah menjadi bulan-bulanan ibunya dengan sodoran pertanyaan-pertanyaan menekan, seperti "Kenapa sih?! Mukanya ditekuk aja! Emangnya ibunya gak ngasih makan?!", atau "Cemberut aja! Gak ngehargain pemberian orang tua!".

Ketika anak nampak murung, anak hanya ingin ditanyakan dengan penuh kasih, "kamu kenapa nak?", atau "anak ibu kenapa sih cemberut terus, cerita dong sama ibu". Atau tak perlu bertanya, karena kadang kala anak hanya ingin dirangkul, dipeluk, atau sekedar didengarkan keluh kesahnya.

Nasehat memang perlu. Tetapi apakah nyaman dirasa, jika nasehat diberikan dengan nada tinggi dan kalimat-kalimat yang menyudutkan? Kami anak tunggal tidak punya siapa-siapa lagi selain kalian, kedua orang tua kami. Ketika kami dihadapkan pada suatu masalah, kami ingin dikuatkan. Ketika kami membuat keputusan, kami ingin didukung. Ketika kami terjatuh, kami ingin dibantu berdiri. Ketika kami diam dalam tangis, kami hanya ingin dirangkul.. Kami hanya ingin dipeluk. Oleh siapa lagi, selain oleh kalian, kedua orang tua kami?

Bukan kalimat yang menyudutkan yang kami butuhkan. Bukan pula sikap dingin enggan bicara dengan kami.

Kami ingin dipeluk.. oleh kedua orang tua kami.

Sabtu, 21 Juni 2014

Ibu, Izinkan Aku Berteman dengan Mereka

Suatu ketika aku bertemu dengan seorang perempuan...

 
Ah elah bahasanya kaku amat. Ulang ulang.


Waktu itu gw pulang kerja, nungguin kereta di stasiun Sudirman. Nggak ada yang beda, nampak kayak hari-hari biasanya. Gw nunggu di pinggir peron dengan gaya seadanya. Berdiri dengan kaki yang tidak anggun dan tas ransel nyangklek di punggung. Sesekali pas-pasan sama mbak-mbak kece yang stylish. Terus gw langsung mandang diri sendiri ampe ujung kaki. Agak minder. Muncul sekelibat pemikiran, "gw kangen gw yang dulu..".

Pas lagi asik-asiknya ngelamun, tiba-tiba suara perempuan di belakang gw. "Permisi mbak, ini yang ke arah Tanah Abang kan?". Seorang cewek berperawakan kecil nanya dengan senyum ramah. Dia pake gamis bahan katun, plus bergo kaos merk Rabbani (lah, nyebut merek..) sepinggang, lengkap dengan flat shoes dan kaos kakinya. Gw jawab ikutan ramah juga "iya mbak di sini". Keretapun dateng. Gw sama dia naik dari pintu yang berbeda, tapi pas di dalem kita duduk sebelahan. Kita ngobrol sedikit karena dia nanya di stasiun Tanah Abang ada musholla apa ngga. Ramaaah banget. Senyumnya tulus. Pas nyampe di stasiun Tanah Abang, dia siap-siap turun. Sambil berdiri dia bilang "Yaudah kalo begitu duluan ya mbak, hati-hati. Makasih, assalammualaikum.."

Kayaknya gw baru sekali ini seumur hidup, pas say bye bye di jalan, gw di "assalammualaikum"in. Hehehe. Adeeem nyeess rasanya. Ya Allah, nyesel nggak sempet kenalan. Rasanya rinduuuu banget punya temen yang kayak gitu, yang ramah lagi berpakaian yang baik. Santun kata-katanya tapi tetep asyik buat ngobrol dan nggak ja'im. Panjang bajunya dan lebar, tapi tetep anggun pembawaan akhlak. Sederhana cara berpakaiannya tapi tetep rapi dan berkelas. Ah, jadi pengen kayak dia. Pudar semua pemikiran "pengen kayak Uu yang dulu"nya. Justru langsung semangat berpikir "aku ingin menjadi diri yang lebih baik!".

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Di Blok M, hari ini di masjid Blok M Square (lupa nama mesjidnya apa), kayak abis ada kajian gitu. Banyak banget cewek-cewek dan ibu-ibu berkerudung panjaaaang, beberapa dari mereka bahkan bercadar. Masya Allah, rasanya pengeen banget kumpul bareng mereka, ikut majlis ilmu sama-sama mereka.

Belom lama sempet diajakin belajar tahsin bareng sama sodara di mesjid At Taqwa Tangerang. Wah boleh juga nih, pikir gw. Sekalian nambah ilmu, sekalian cari temen-temen baru yang kayak waktu itu ketemu di stasiun. Hehe. Gw bilang dong sama ibu gw. Ijin lah gitu maksudnya.. Pas gw bilang, ternyata ibu gw kurang setuju gw ikut-ikut majlis yang kayak begitu. Takut ada oknum yang "kurang bertanggung jawab" katanya. Beliau kuatir, di majlis-majlis tersebut, ada oknum yang menelusup dan nyebarin fitnah + ajaran sesat. Astaghfirullahaladzim.. Gw aja nggak pernah berpikiran sampai kesana. Tujuan gw murni, pengen belajar banyak dan cari ilmu agama, karna ilmu agama gw sedikit sekali.

Gw tau, ibu gw berpikir begitu karna kuatir gw akan diajakin macem-macem, karena isu yang beredar di masyarakat Indonesia tentang cewek berkerudung panjang dan cowok celana ngatung & berjenggot ya imejnya "teroris" lah, atau "fanatik" lah. Tapi gw yakin, dengan niat yang baik, Insya Allah, Allah akan memudahkan jalan kita, Allah akan menjauhkan kita dari hal-hal yang buruk..

...dan aku ingin sekali berteman dengan gadis-gadis berkerudung panjang itu, bu. Ingin sekali.

Selasa, 11 Februari 2014

Harus Duduk

Assalammualaikum wr wb.

Yang kerja atau kuliahnya di Jakarta tapi rumahnya di Tangerang/Bogor/Bekasi, biasanya berangkat atau pulang naik apa? Ha? Apa? Elang? Naga raksasa? Permadani terbang? Ckckckck. Saya mah tidak menampik realita, cukup naik bis atau kereta saja~

Sepengalaman gw, naik bis emang lebih mahal ketimbang naik kereta. Ya, emang lebih nyaman sih, lebih adem dan kalopun ngga dapet tempat duduk, berdiri pun tetep nyaman. Tapi kembali lagi pada realita: kita butuh transportasi jarak jauh yang murah meriah mempesonah.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Ilustrasi list biaya berangkat dari Cimone ke Mampang
----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Jalan kaki = Gratis

Angkot (Rp 5000,-) + Bis AC 34 (Rp 7000,-) + Kopaja (Rp5000,-) = Rp 17.000,-

Angkot (Rp 5000,-) + Commuter Line (Rp 3000,-) + Kopaja (Rp 5000,-) = Rp 13.000,-
----------------------------------------------------------------------------------------------------------

See? Jalan kaki emang jauh lebih murah dan lebih sehat serta bebas polusi. Tapi kembali pada realita, akankah kalian rela, kaki-kaki cantik nan anggun kalian digunakan untuk menempuh berkilo-kilo meter dari Cimone (Tangerang) menuju Mampang (Jakarta)? Relakah? Sudikah?

Okay, untuk itulah saya memilih transportasi kereta listrik atau akrab disapa dengan Commuter Line sebagai sarana berangkat ngantor. Murah. Meriah. Mempesonah.

Tapi, segala sesuatu itu ada plus-minusnya. Kali ini gw cuman mau sharing salah satu minusnya naik kereta: jarang dapet tempat duduk. Dan fenomena "harus dapet tempat duduk" ini begitu merajalela di perhelatan per-kereta-listrikan Jabodetabek. Untuk cuma dapet tempat duduk aja, beribu cara dilakuin sama penumpang-penumpang yang kebanyakan esmud ini. Gw sebutin lima aja.

1. Titip Tempat
Pernah nggak sih, jaman SMP dulu kita "Eh, nanti pas nyampe kantin duluan tempatin gw yah!". Yah, seperti itulah yang terjadi di era per-commuter line-an. Ini gw alamin pas beberapa hari yang lalu begitu naik kereta di Staisun Tangerang jam 06:30. Dari kejauhan udah keliatan tempat duduk kosong. Gw merapat dong ye kan. Pas gw mau duduk, langsung dijegal itu tempat duduknya sama emak-emak sebelahnya. "Maaf mbak, ini udah ada orangnya, buat temen saya nanti". Hadeeeeehh.

2. Don't think! Just Run!
Yap! Kebanyakan para penumpang di stasiun menerapkan metode ini untuk ngedapetin tempat duduk. Begitu pintu kereta kebuka, nggak usah mikir. Lari sekenceng-kencengnya. Be fast and cermat melihat peluang! Lari, serobot, dan cepet-cepet dudukin space kosong yang ada, nggak usah peduli nginjek kaki orang, nggak usah peduli ngedorong badan orang ampe jejatohan layaknya daun berguguran di musim gugur~

3. Main Galasin
Main galasin di pintu gerbong kereta? Itu hal yang lumrah terjadi, wahai sodara-sodara sekalian. Jadi, pas kereta dateng, terus pintunya kebuka, ini gw suka diajakin maen galasin sama orang. Tangannya ngebentang kiri-kanan ngejagain biar gw ataupun orang lain bisa nyerobot lewat samping. Terus mereka ngebody orang-orang yang ada di kiri dan kanannya. Biasanya permainan galasin dan body-ngebody ini dilakuin sama bapa-bapa atau mas-mas yang badannya gede, dan mereka menghalau siapapun yang berbadan kecil, lemah, dan tak berdaya..

4. Biarlah Walau Hanya Separuh
"Gapapa deh dapet dikit, daripada enggak sama sekali". Walaupun ngga muat, walaupun duduk cuman setengah, kadang, ibu-ibu atau mbak-mbak suka maksain nyempil di sela-sela orang duduk. Dan ini nyebelin. Dari segi orang yang disempilin, ini merugikan karena bikin sempit tempat duduk. Dari segi orang yang berdiri di deket dia pun merugikan, karena mbak-mbak yang nyempil itu duduknya maju banget, makan tempat orang yang berdiri. Orang yang berdiri di depan atau di samping dia jadi susah karena susah pegangan, dan tetap....menuh-menuhin tempat. Mendingan berdiri aja sekalian, mbak.

5. Naik Berbalik
Cara yang paling smart dan nggak ngerugiin orang ketika kebelet pengen dapet tempat duduk di kereta ialah dengan cara naik kereta ke arah stasiun sebaliknya, terus turun di stasiun tersebut, terus naik lagi yang ke arah sebenernya. Hmmm bingung? Gini..
Misalnya nih, gw dari stasiun Sudirman. Gw pengen turun di stasiun Duri. Tapi di stasiun Sudirman gw naik yang ke arah Manggarai-Depok-Bogor dulu, terus turun di Manggarai. Nanti dari Manggarai baru deh naik yang ke arah Sudirman-Tanah Abang-Duri, ngelewatin stasiun Sudirman lagi. Yah, kira-kira seperti itulah contohnya.

Eh, jadi banyak gini.. Rencananya ini cuma mau dibikin mini post. Tapi ternyataaaaa jadinya nyurcol.

Nah, nampaknya begitulah kira-kira realita yang terjadi di ibu kota. Ibu kota yang pelik dan penuh chaos dimana-mana.

Sekian dan terima kasih.

Wassalammualaikum wr wrb.

Rabu, 13 November 2013

Kanebo Kering

Dulu, pas awal-awal ngeblog, gw blogwalking ke nyampur-nyampur lah. Macem-macem blogger dengan latar belakang yang beda-beda.

Beberapa lama kemudian, pas lagi happening fashion blog, mulai deh ikut-ikutan posting daily outfit, terus blogwalking ke fashion bloggers lainnya, cari temen yang gaul bingits dengan komen-komenan di situ.


"Hi! Such a cute outfit!"

"Wow! Your skirt is amazing!"

"Nice shoes."

"Love your style!"

"What an adorable blog. Wanna exchange link?"


dan banyak basa-basi lainnya.



....terus bosen.



Akhrinya gw ngeblog kayak tujuan semula gw ngeblog. Yaitu post about almost everything ke everyone. Blogwalking ke temen-temen blogger yang macem-macem bekgronnya; crafter, IT Engineer, bahkan ibu rumah tangga.



...dan gw sama sekali gak bosen. Bahagia malah.




Jujur, lo ngerasa kaku nggak sih, dengan kehidupan blogging si fashion blogger wannabe? Gw sendiri pun ngerasa kayak gitu dulu pas masih ikut-ikutan jadi fashion blogger.

Komen-komenan isinya cuma penilaian basa-basi mengenai foto yang diposting, bukan mengenai isi tulisannya, dan... numpang nampang doang supaya blognya diliat sama orang lain.


Kaku. Kayak kanebo kering.



Ya Allah untuuuung aja gw udah melewati fase-fase itu. Fase-fase dimana kanebo kering yang jadi topeng gw. Emang bukan dunia gw kali ya..




Oke, jangan marah ya.

Kalo marah, nanti pipinya merah, kayak sapi perah.


xoxo

Kerudung Panjang

Asalammualaikum, salam sejahtera.

Sebagai anak fresh graduated, harusnya gw punya banyak waktu buat ngeblog, tapi yaah.. Apa daya lah. Pffftt..

Sekarang gw mau sharing tentang pengalaman pribadi gw mengenai sesuatu yang sangat esensial buat perempuan Muslim tapi selalu diremehkan hukumnya oleh kebanyakan kaum kita. Kenapa? Ya nggak tau juga sih gw kenapa. Hehehehe.

Kerudung. Atau bahasa ngetrennya sekarang ini hijab. (Eh FYI, kerudung, jilbab, sama hijab itu beda loh. Coba googling aja sendiri yak, bedanya apa. Muehehehe). Gw mau pake bahasa gw aja, kerudung. Jadi ini soal kepala. Eh, kerudung+baju denk, soalnya gw mau ngomongin soal baju juga. Gw nggak biasa pake istilah hijab, jilbab, atau khimar. Enakan kerudung, baju, rok, gitu. Lebih Indonesiyahh! Huahahaha.

Gw udah kerudungan sejak semester 3. Pas taun berapa itu yah? 2011 kayaknya. Lebih tepatnya pas sebelum taun baru 2011. Masih 2010 brarti yak? Yah pokoknya bulan-bulan segitu deh. Gw pernah cerita kayaknya di postingan duluuuuuu banget soal sejak kapan gw kepengen pake kerudung. Jadi udah gausah dibahas lagi di sini. Cari aja sendiri artikelnya yak di sini. *evil smile*. Dulu pas awal-awal pake kerudung tuh rasanya nyamaaaaannn banget. Rasanya amaaaann banget. Rasanya adeeeemm banget. Walaupun sempet minder karena gw kuliah di kampus yang kebanyakan bukan Muslim, tapi gw tetep istiqomah, alhamdulilah :')

Gw orangnya sangat memperhatikan penampilan. Gw suka baca majalah fashion, nongkrongin blog dan website fashion, baca buku-buku fashion, pokoknya demen banget lah. Walaupun gw akuin gw nggak stylish-stylish amat, tapi lumayan kece lah penampilan gw. Hakhakhakhakhak! *najis, geli sendiri gw bacanya!* Dulu hobi gw pake kerudung yang digaya-gayain. Tapi nggak lebay sih, cuman lebih modis aja... dikit. Senengnya pake pasmina, trus dibentuk asal-asalan (gak pake tutorial, soalnya bikinnya buru-buru sebelum brangkat kuliah), tapi pas jadi hasilnya kece. Trus seneng juga pake kerudung segi empat biasa, tapi gw tarik ke belakang semua ujungnya, soalnya menurut gw ribet kalo dibiarkan menjuntai-juntai di bagian dada.

Waktu itu gw masih bandel. Kerudungan kalo mau pergi doang. Itu pun kalo perginya minimal 1km. Pergi di bawah 1km (misalnya ke warung, ke Indomaret depan komplek, jajan jamur kiwil, ke abah sate Madura), itu gw jarang pake kerudung. Malah pas ada temen-temen laki gw nyamper ke rumah pun gw pake celana pendek. Hahahahahaha jahiliyah.. :|

Sampe akhirnya pas akhir taun 2012 kemaren, gw mulai ngerasa iri. Iri sama siapa? Iri sama cewek-cewek yang kerudungnya panjang-panjang, yang kalo kemana-mana pake rok & kaos kaki. Ngeliatnya adeeeemm banget. Kayaknya pengen banget kayak gitu tapi kenapa berat beneeerr rasanya. Pas taun baru, gw sampe bikin resolusi taun 2013 yaitu: "Get skirts! No pants!". Dengan tekad bulet kek ee kebo, akhirnya gw mencatat resolusi itu di dalam benak & hati gw.... dalam-dalam.

Pas taun baru nih? Langsung kelaksana itu resolusi? Kagak lah! Sama sekali! Hahahaha. Gw baru mulai pake celana-celana longgar pas gw mulai kerja magang. Kata gw, "pelan-pelan dulu kali yah, pake celana longgar dulu aja, sekalian ngumpulin rok dulu.". Pokoknya celana-celana gw yang ketat-ketat udah gak gw pake lagi. Dan itu gampang? Nggak. Gw suka pengen nyeraaaahh rasanya, ga kuat kalo ga pake skinny jeans sehari aja. Rasanya nggak stylish. Rasanya nggak kece. Rasanya kayak ibu-ibu. Wah, pas masa-masa ini setan lagi banyak-banyaknya nih. Tapi gw tetep berusaha supaya nggak pake celana-celana skinny itu lagi. Caranya? Buang semua celana itu jauh-jauh dari lemari. Selesai.

Yaaa ngga dibuang juga sih, sayang. Hehehehe. Kebanyakan gw hibahin ke orang.

Terus, gw mulai follow akun-akun Muslimah. Di situ sering disharing tentang kewajiban berhijab, tentang bagaimana seharusnya berhijab sesuai syariat, tentang bagaimana hal yang selama ini kaum Muslimah anggep sepele-ternyata justru sangat ngelanggar syariat Islam. Astaghfirullah.. Makin merasa kepengen "berubah" kan ya gw. Apalagi pas waktu itu banyak kejadian dan situasi yang bikin gw ngerasa makin dan semakin iriiii ngeliat cewek-cewek kerudungan panjang. Kayak pas waktu itu gw photoshoot buat pre-wedd temennya Mas Rama di Universitas Indonesia (UI). Pas sholat dzuhur di mesjid UI, di sana banyaaaakk banget yang pake kerudung+rok panjang-panjang, rapet sama kaos kakinya segala. Gw ngerasa iri, minder sama mereka, tapi juga seneng mandangin mereka karena cantik-cantik dan anggun bangeeett. Campur aduk rasanya. Udah gitu gw nanya-nanya soal dimana tempat wudhu perempuan sama tempat sholat perempuan ke salah satu dari cewek-cewek kerudungan panjang itu, dan mereka ramaaaaahhh banget ngejawabnya. Ah, makin tsakeup luar dalem! :3

Beberapa waktu setelah itu, gw dapet orderan bikin scrapbook buat hadiah ulang taun salah satu temen dari bulik gw. Temennya itu ternyata kerudungan panjang juga. Pas nempel-nempelin foto di scrapbooknya, nggak ada bosen-bosennya gw pandangin foto-foto dia sama temen-temen komunitas Remaja Muslimnya. Kerudungan panjang semua, rok-rok an semua, kaos kakian semua, cantik-cantik dan anggun-anggun semua. Aaaaaaa makin kepengeeeeenn >.<

Untuk membulatkan tekad gw, gw makin banyak follow akun-akun Islami lainnya di Twitter. Terus gw baca buku Hijab, I'm In Love-nya Oki Setiana Dewi. Rasanya kayak dicubit mesraa sama tulisan-tulisannya! Soalnya Oki juga punya pengalaman yang sama, sama-sama dulunya nggak berhijab. Jadinya sersasa dicubit tapi dicubitnya bareng-bareng. Hehehe. Selain buku Hijab I'm In Love, gw juga baca bukunya Ust. Felix Siauw yang Yu, Berhijab!. Yang ini lebih makjleb lagi tulisannya. Tapi bukannya jadi sebel, malah justru jadi semakin berkaca sama diri sendiri.. daaaannn semakin kepengen buat ngubah penampilan jadi serba-longgar-panjang-nutup-sederhana ini.

Rok udah kekumpul, baju-baju panjang juga lumayan, kerudung-kerudung tebel juga udah ada 2 biji. Tinggal prakteknya nih. Gampang? Berkali-kali gw katakan, NGGAK SAMA SEKALI. Tapi justru di situ asyiknya. Jadi merasa tertantang untuk segera melonggar-panjang-kan kerudung dan baju gw. Tantangannya banyak. Pertama, orang tua. Yang ini agak lucu tapi ngeselin. Emak gw rada-rada gimanaa gitu ngeliat gw pake baju kayak gini. Mungkin yang ada di pikirannya "Ngapain sih, dek, pake baju kaya gitu? Fanatik banget!". Sampe-sampe, apapun yang gw lakuin atau yang terjadi sama gw, sekarang disangkut-pautin sama kerudung panjang gw. Misalnya gini..

Gw dari dulu, jauuuuhh sebelum gw pake kerudung, warna favorit gw kalo make baju itu ya warna-warna gelap tapi netral. Kayak item, cokelat, biru, abu-abu, dll. Tapiiiii semenjak pake kerudung panjang, pas gw pake baju item dikit aja, emak gw langsung ngedumel "Ih, ngapain sih pake baju warna item-item gitu, kayak teroris!". Maaaakk, tega nian anaknya dibilang teroris :"((((. Padahal dari dulu juga gw pake baju warnanya begitu-begitu mulu perasaan -,-

Terus nih, soal bau badan. Gw itu anaknya suka kelayapan di bawah sinar matahari. Sering banget bau matahari (padahal udah pake parfum). Dari dulu. Dari SD. Jauuuuhh sebelum gw pake kerudung. Dan sekarang, gw agak-agak bau matahari dikit aja, emak gw ngedumel lagi "Ih, pokoknya ibu nggak mau ya kamu pake kerudung panjang tapi bau gitu! Jangan kayak orang-orang yang kerudung panjang laen!". Lah.....

Satu lagi, soal celana daleman. Gw udah beberapa minggu ini pake celana training buat daleman rok, nggak pake legging, kecuali kalo pas roknya tebel dan gak nerawang. Dan emak gw komentar lagi.. "Ih kaya orang kampung ih pake celana di dalem rok begitu! Gulung!".

Yaaahh.. begitulah. Agak-agak lucu kalo diliat sekarang. Hehehehe. Bisa dibilang, tantangan kecil kayak gini doang mah gak seberapa dibanding pas jaman alm. Pak Harto dulu. Mau pake kerudung aja susaaaaahh banget, selalu dianggep macem-macem. Jaman sekarang mah enak, toh yang pake kerudung aja mbejubel sekarang, walaupun maih banyak yang belom longgar-panjang-ketutup sampe kaki. Hehe. Tapi yang jelas guys, pake kerudungan panjang + rok + kaos kaki tuh rasanya nyamaaaann banget. Adeeeemmm di hati. Nggak percaya? Cobain deh :D

Aku kemarin
Aku sekarang. Mendingan lah dikit~
 Kalo ditanya, "sekarang udah nggak iri dong sama cewek-cewek berkerudung panjang itu?" Jawabnya, MASIH BANGET. Gw, seorang Wulan Agustias Iskandar, masih jauh banget untuk sampe ke tahap si cewek-cewek kerudung panjang nan manis dan anggun itu. Kerudung gw masih belum panjang kalo menurut gw, kadang masih suka pake baju atasan nggak nutup pantat, masih suka males pake kaos kaki pas ke warung, masih sembarangan kalo ngomong, sama sekali nggak ramah, masih suka bolong ibadah sunnahnya, masiiiihh banyaaaakk banget yang harus dikejar demi kedamaian batin dan kebahagiaan akhirat kelak :"(

Doain yak supaya daku tetap istiqomah dan tetap berada di jalur yang lurus, walaupun kadang gatel pengen belok-belok mampir buat jajan. Huehehehe.

Xoxo

Rabu, 06 Februari 2013

Tentang Hidup

Assalammualaikum..

Tasilaah! Berat bet judulnya.
Okay, mari kita sharing!

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Tentang Tugas Akhir

Kalian tau kan, apa itu Tugas Akhir? Hemm. Itu loh, semacam racun berbahaya yang diracik dengan bahan-bahan kimia tertentu sehingga efeknya bisa mematikan! Sekali lagi, M-E-M-A-T-I-K-A-N.
Yah, Tugas Akhir di semester 7 ini memang sangat menguras segala-galanya, guys. Menguras harta, menguras tenaga, menguras pikiran, bahkan menguras perasaan..

"Sebuah Arti". Nantikan segera di Youtube atau Vimeo. ;)

Udah gitu, adaaaaaa aja tragedi yang dateng di saat-saat genting. Kayak pas mau kumpulin TA tanggal 11 Januari kemaren. Ceritanya, pada tanggal 10 Januari itu, keadaan rumah sedang sangat tidak kondusif. Rumah masih berantakan gegara renovasi. Listrik rumah lagi bermasalah. Daan.. Pak Iskandar-bapakku yang tercinta dan tersayang sedang ada rapat di Jakarta (nginep!). Jadilah, hanya kita bertiga-kaum hawa yang berada di rumah.

Nah.. Hari itu ceritanya gw lagi semangat-semangatnya ngerjain (iya semangat, lah belom selesaai!). Abis mandi sore nih, seger banget ye kaan. Ngerjain ampe Isya. Semangaat semangaat semangaaaatttt....... JLEB! Listrik mati. LISTRIK MATI. LISTRIK M-A-T-I. Lalu saya turun ke bawah. Melihat keluar rumah, dan ternyata bukan dari gardu ataupun kesalahan PLN, pemirsah. Karena cuma rumah gw doang yang mati. Gw tengok lah itu sesuatu-yang-bentuknya-kotak-nempel-di-dinding-agak-ke-atas-di-depan-pintu. Nggak ada yang turun sama sekali. Semuanya masih normaal. Gw mulai panik, takut ada yang konslet atau putus, seperti hubungan kita.. :|
Okay, gw langsung nelpon bapak sambil berurai air mata. Katanya "coba aja diturunin dulu sebentar, cabut semua colokan-colokan, tunggu, terus naikin lagi.". Gw udah melakukan apapun yang dibilang sama bapak gw dan.... nihil. Suasana semakin memanas pemirsaaaahh, akhirnya gw calling-calling si Anca buat nganterin gw ke rumah Nurul untuk numpang nginep dan ngerjain sisa-sisa Laporan Tugas Akhir yang cantik itu..

Kebesokannya pas hari H kumpul, kita telat sobh! Menurut jadwal, kumpul TA pukul 15.00 WIB. Tapi kita baru selesai ngetik-ngetik cantik jam 3 kurang, lalu baru selesai ngeprint jam setengah 5, dan baru kumpul di meja dosen jam 5 kurang! HAHAHAHAHAHA. Nekat? Yes! Pokoknya kita mikir "yah, diterima-gak-diterima mah Allahualam lah! Yang penting ngumpulin aja dulu.".

Beberapa hari kemudian... keluarlah pengumuman hasil Sidang Kelayakan. Dan ternyata Tugas Akhir gw terhitung layak, meeenn! Gw bisa Sidang Akhir meenn! Padahal asal beet! Udah gitu, telat pula! Hahahaha alhamdulilah deh pokoknya :')

Nggak cuma pas hari kumpulin aja, menjelang Sidang Akhir juga adaaaaa aja kejadian. Ceritanya Sidang Akhir gw itu tanggal 31 Januari pukul 15.30 WIB kan yaa. Itu hari Kamis kan yaa. Dan tepat pada hari Senin dini hari, Meki-laptop kesayangan aku ini error, pemirsah!! Padahal karya Tugas Akhir yang mau disidangin belum kelaarr, pemirsah!! Panik, pemirsah!!! Disaat-saat genting panik itulah, datang seorang Biji, menjadi pahlawan untuk sidang gw. Hahahaha.

Gila ya, beneran deh, Biji ini baik bangeet ngeet ngeeettss. Dia rela, jauh-jauh dari kampusnya di Binus, langsung meluncur ke rumah gw di Cimone buat ngebantuin benerin (tapi ngga bener-bener. haha), terus anterin gw ke kampus gw di UMN, abis itu pulangnya nemenin gw ke Lippo buat nanya-nanya ke electronic center-apa yang terjadi sama si Meki ini (tapi nihil juga), dan dia anterin gw pulang lagi ke rumah gw. Daan, karena si Meki yang cantik ini masih error juga, akhirnya si Biji relaaaa minjemin laptopnya untuk gw pake ngerjain sisa-sisa project Tugas Akhir sampe gw selesai sidang! Oh Tuhaaaann, terima kasih udah ngasih temen-temen yang super baik hati ini buat aku! :*

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Tentang Perpisahan

Bicara soal perpisahan.. Iya, pasti yang dirasa adalah sakit. Perih. Seolah apa yang sudah kita bangun susah payah... semua runtuh. Kita seperti tidak lagi punya gairah hidup. Untuk bangkit kembali pun rasanya sulit yaa.. Tapi gw selalu inget kata-kata ini. Ini sms yang dikirimin temen gw beberapa tahun lalu. Waktu itu gw sedang dalam keadaan yang sama seperti ini. Kata-katanya bagus dan menguatkan.

Aku rasa Tuhan berkata
"Dia memang kucipta untukmu
tapi bukan untuk kau miliki
hanya untuk kau kagumi
Bukan untuk kau genggam hatinya
hanya untuk kau puji dirinya
Bukan untuk kau rengkuh jiwanya
hanya untuk kau jaga raganya
Karena dia bukan untukmu
Bukan untuk kau kunci di hatimu
Bukan untuk kau bawa merasakan deritamu
Bukan untuk itu,
tapi untuk melihatmu
mempercayai rencanaKu"



Ya. Aku selalu percaya rencanaMu, apapun itu. Aku yakin, Engkau memberikan segala sesuatu dengan baik, untuk kebaikan, dan dengan jalan kebaikan. :')

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Tentang Persahabatan

Agak nyambung sama tema yang di atas sih sebenernya.. Hemmm.. Gimana yah mulainya? :|
Gini, gw itu tipe orang yang susah ngebuka hati. Bukan soal percintaan aja, tapi soal teman, soal persahabatan. Gw juga tipe orang yang ketergantungan banget sama pacar. Pacar itu bagi gw segalanya. Kalo gw nggak lagi sama orang tua, pacar bisa ngegantiin posisi orang tua gw. Karena gw nggak punya kakak dan adek, pacar juga bisa ngisi posisi itu. Kalo lagi butuh temen curhaat, pacar pun dijadiin temen curhat yang selalu ngasih motivasi-motivasi a la Mario Teguh. Kalo lagi pengen seneng-seneng gila-gilaan, pacar pun bisa jadi partner in crime gw. Pokoknya, pacar itu segalanya buat gw, satu paket. Gw bahkan sampe ngerasa, gw nggak butuh temen lain, gw udah ngerasa cukup dengan pacar gw. Sampe begitu lulus SMA dan masuk kuliah, gw hampir nggak punya temen/sahabat yang klop di hati. Ya, karena itu mungkin, karena gw udah ngerasa cukup dengan pacar gw, hati gw jadi tertutup buat temen-temen baru (jadi sahabat gw ya itu-itu aja, temen SMP sama SMA, itupun segitu-gitu aja). Sampe akhirnya semua terhenti di pertengahan 2012 kemaren.... hancur. Gw ngerasa sendiri. Gw ngerasa nggak punya topangan.

Gw nyari kesibukan. Gw mulai sering ngabisin waktu sama temen-temen kampus gw (di luar jam kuliah atau kerja kelompok). Dan gw ngerasa kayak nemuin lagi dunia gw yang ilang. Gw mulai punya satu temen deket, namanya Nurul. Gw juga mulai deket sama Anita, Devi, Mewank (sama Mewank sih udah sekelas dari semester 1, tapi baru ngerasa bener-bener deketnya sekarang), Nita Bebek (ini padahal kita udah satu sekolah dari SMP, tapi ya baru deket pas kuliah), dan masih banyak yang lain.

Dan seperti biasa, perasaan eraaaatttt baru begitu terasa ketika kita hendak berpisah. Di penghujung tahun masa kuliah, gw baru ngerasain punya sahabat-sahabat deket kayak mereka. Gw jadi ngerasa "kemana aja loo selama 3 tahun kuliah, U?", iya, nyesel banget. Kenapa gw nggak buka hati buat temen-temen baru sedari dulu. Sedih banget rasanya, kalo inget sebentar lagi kita bakalan pisah untuk menghadapi kehidupan yang sesungguhnya. :'(



Selain sahabat-sahabat kampus, gw juga punya sahabat-sahabat baru dari komunitas. Jadi gini, ceritanya gw ikutan komunitas ini karena diajak sama A, tapi makin kesini malah gw yang jadi lebih semangat dan malah nemu banyak sahabat-sahabat baru. Hehehe. Namanya Bersama Berbagi. Gw udah sempet bahas sedikit tentang komunitas ini waktu itu, gw lupa di postingan tanggal berapa, yang waktu kita ke Yayasan As-Shodiqiyah.


Anak-anak di Bersama Berbagi ini asik-asik. Mereka semua ramah dan terbuka sama anak-anak baru. Salah dua sahabat baru gw di sini yaitu Ica sama Diva. Ah! Beruntung bangeet kenal sama mereka berdua! Cepet akrab, perhatian, dan "ng-ibu-in" gw banget. Hehehe. Apalagi sama si Diva. Padahal baru ketemu sekali, tapi kita udah bisa langsung curhat-curhatan masalah pribadi. Hahahahaha. Kangeeen!

Emang, selalu ada hikmah di balik semua kejadian. Perpisahan, atau apapun. Bisa bikin pribadi kita bukan cuma lebih kuat, tapi juga belajar nerima kenyataan, serta nerima orang-orang baru di kehidupan kita. :)


------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Tentang Kebingungan

Waini! Ceritanya kan rumah gw abis direnovasi. Terus pas udah selesai nih yee, udah jadi, gw menemukan seuntai rantai menjuntai dari atas balkon ke bawah. Gw mikir kan.. buat apaan itu? Buat nari-nari ngayun di rantai juga kayaknya nggak mungkin..

Ini, rantai yang gw maksud. Buat apa ya?? :O


Gw tanya tuh sama bapak gw "Ini buat apaan sih pak?", terus bapak gw bilang "buat air kalo ujan, kan airnya masuk lewat lubang itu, terus nanti airnya jatohnya gak akan kemana-mana..". Gw bengong.

Iya, otak gw emang nggak nyampe. Gak mungkin lah airnya gak akan kemana-mana. Di sekeliling rante kan juga bolong. Pasti airnya pada bisa molos juga terus kemana-mana lewat bolongan di sekeliling rante?!

Serius deh, emangnya ngaruh?????????? :O

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Tentang Laki-laki

Mengapa lelaki mudah sekali berubah-pindah perasaan?
Mengapa lelaki bisa dengan bebas menggenggam banyak hati,
dan lalu dengan mudahnya membuang yang dia tidak suka?

Mengapa lelaki punya wewenang untuk memilih,
sementara perempuan hanya menunggu untuk dipilih?
Mengapa lelaki selalu meminta kesempatan,
lalu tetap pergi meninggalkan setelah diberi kesempatan?

Mengapa lelaki seperti kamu harus hadir di hidup aku?
Mengapa aku tak kunjung jera atas hadirmu?

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Tentang Menyudahi

Gw nulis postingan ini dengan dua perasaan. Pas awal-awal nulis perasaan gw riang-seperti biasa. Terus gw tinggal sebentar, dan lalu ada yang bikin perasaan gw kacau. Gw nggak bisa berkata banyak setelah tema "Tentang Kebingungan". Jadi langsung aja nulis apa yang gw rasain sekarang di "Tentang Laki-laki" dan "Tentang Menyudahi" ini.

Yasudah.
Selamat malam.

Rabu, 24 Oktober 2012

Secuil Perasaan

Assalammualaikum.

Ini random aja... dan sedikit SARA. Tapi kayaknya yang ngerasain ini bukan cuma gw doang deh. Kalo boleh jujur, mungkin banyak temen-temen yang kadang-kadang ngerasain hal ini.

Oke, langsung aja kali ya..
Gw Muslim. Gw tinggal di daerah yang penduduknya agamanya nyampur. Tapi dari SD sampe SMA, gw sekolah di sekolah negeri (dimana mayoritas siswanya beragama Islam). Jadi selama 17 tahun, gw ngga pernah ngerasain jadi minoritas di sekolah (dalam hal agama). Jujur, dulu pas masih sekolah, gw sama temen-temen lain sesama Muslim kadang suka becanda, dan agama lain yang kita jadiin objek becandaan.

Baru berasa pas gw kuliah. Gw kuliah di kampus swasta - tapi yang mayoritas mahasiswanya non-Muslim. Dulu, pas semester awal, gw belom berhijab. Karena muka gw yang agak oriental, mungkin orang-orang sekitar kampus gw ngira gw bukan Muslim. Jadi, kadang pas mereka lagi ngobrol-ngobrol di deket gw, mereka ngga nyadar kalo gw Muslim, dan mereka ngejadiin agama gw sebagai bahan becandaan. Men, ternyata sakit banget men. Apa ya, gw jadi ngerasa nyesel, dulu selama masih sekolah sering banget ngejek agama lain, dan ternyata..... begini rasanya.

Terus, gw pengen tanya deh ke temen-temen yang juga Muslim. Kalian pernah nggak sih ngerasa kayak gini? Gini maksudnya.  Karena kita tinggal di Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam, maka tiap RW pun pasti ada masjid, tiap dateng waktu sholat pasti berkumandang adzan di masjid, tiap ada hari raya Islam, pasti kita heboh dan rame. Pernah nggak sih kalian ngerasa bersalah atas hal itu?

Gini loh. Belom lama, temen gw yang non-Muslim pernah ada yang ngeluh soal berisiknya adzan tiap 5 waktu sehari. Apalagi kost-kostan dia letaknya emang cuman 20meteran dari masjid. Ada juga salah satu temen non-Muslim gw, yang ngetwit tentang betapa betenya dia sama bau kambing yang merebak ketika menjelang hari raya Idul Adha.

Apa ya, kok gw jadi kayak ngerasa bersalah gitu sama temen-temen gw? Yang bikin gw bertanya-tanya, sebenernya wajar nggak sih kalo gw ngerasa bersalah atas hal-yang-sebenernya-bukan-salah-kita juga ini? Apa karena gw ngerasa kayak gini, lantas dicap kafir dan ngga beriman? Gw masih meyakini dan mengakui Allah SWT itu satu-satunya Tuhan loh. Tapi bagaimana tentang rasa bersalah yang gw rasain atas terganggunya keseharian temen-temen non-Muslim gw atas kegiatan-kegiatan Islam di Indonesia?

Mohon teman-teman yang sesama Muslim, bila ada tanggapan dan jawaban, sila dicomment aja.

Wassalammualaikum..


*NB: Sebelum emosi ketika comment postingan ini, mohon dibaca baik-baik dan seksama dulu ya, inti dari apa yang lagi gw curhatin ini apa.

Kamis, 09 Agustus 2012

Awal Mula Jatuh Cinta

Assalammualaikum..
Gimana puasanya? Alhamdulilah ngga lancar.. :)

Ceritanya kemarin gw ngobrol-ngobrol dan curhat-curhat asik barengan sama si Anggi. Yah, siang-siang puasa begini ya emang paling asyik ngabuburit sambil mengeluarkan semua isi hati kepada yang terdekat. Ulululululuuuu :3

Dan tema kita kemarin siang itu adalah "Awal Mula Jatuh Cinta". HAH. HAH. HAH. (Ini bukan ketawa loh pemirsa, ini semacam.. Yah, begitulah!). Jadi.. Kita kemarin semacam flashback, mengingat-ingat jawaban dari pertanyaan "Kok bisa-bisanya yah, gw dulu ngebet banget sama doi?", atau pertanyaan macam ini "Kok bisa-bisanya yah, ampe sekarang gw nggak bisa lepas dari doi?".

Awalnya sih kita nggak kepikiran ke arah sana. Semua bermula dari gw. Gw tetiba nyeloteh-nyeloteh tentang jaman-jaman gw SMA. Tentang kelakuan beberapa temen cowok gw yang hobinya main fisik sama temen-temen ceweknya. Eits, "main fisik" disini bukan semacam suka nonjokin atau nendang-nendang kayak KDRT yah! Maksudnya.. Doi tuh hobi banget iseng ke temen ceweknya dengan cara ngunyel-ngunyel kepala si cewek lah, atau nyolek-nyolek si cewek lah, atau tau-tau ngedeketin dan duduk mepet disebelahnya lah, atau narik-narik tangan si cewek lah, atau mainin rambut si cewek, atau tiba-tiba nutup mata si cewek dari belakang, atau nyubit-nyubit si cewek, atau bahkan ngegendong si cewek! Pfftt..

Terusss gw bilang sama Anggi, "Iya Nggi. Dia tuh hobinya begitu, suka iseng sama temen-temen ceweknya kayak gitu. Ya gw tau itu cuma iseng, tapi kan siapa yang tau kalo ternyata si cewek nangkepnya lain? Kalo ternyata si cewek masukin itu semua ke hati? Soalnya dulu gw juga awalnya dari situ Nggi.. Hahaha"

Anggi diem sejenak.. dan lalu tertawa. Dia bilang "Hahahahaha, GW JUGA UUUUUU! Lo ngga tau, dulu gw tuh awalnya gara-gara dia unyel-unyel kepala gw U! Lagi ngobrol, trus tau-tau dia ngusap-ngusap & unyel-unyel kepala gw. Lah, kan gw jadinya gimanaaa gitu U, jadi kepikiran terus sampe rumah, terus jadi begini dah sekarang! Hahahahaha"

Ya, lalu kita berdua ketawa bareng-bareng setelah itu. --"

Jadi, menurut pengalaman dari beberapa narasumber wanita-wanita terdekat gw, cewek itu emang jadi agak gimanaaaa gitu kalo abis diperlakukan spesial secara fisik (seperti diunyel-unyel, khususnya) sama temen cowoknya. Daaann kalo si cewek-bukan-termasuk-cewek-yang-cuek sih, biasanya setelah itu dia akan teruuuss mikirin temen cowoknya itu, dan lama-lama... yah, jatuh cinta.

Apa?! Jadi cewek bisa jatuh cinta cuma gara-gara diunyel-unyel doang?!!

Jawabannya, YA, bisa saja. Itu terjadi pada sebagian cewek. (Gw bilang sebagian loh yaaa, kalo ada yang ngerasa ngga termasuk yaudah jangan ngamuk..). Udah jadi rahasia umum, kalo cewek tuh bakalan luluh oleh perhatian dari temen cowoknya. Dan semacam unyel-unyel itu akan dianggep sebagai jenis lain dari perhatian oleh cewek.

Jadi menurut gw yah, guys, please. Kalo kalian emang mau iseng sama temen-temen cewek kalian, isenglah dengan cara yang lebih berwibawa dan bijaksana. Jangan main ngunyel-ngunyel kepala temen cewek kalian, atau tiba-tiba duduk di sebelah temen cewek kalian sambil ngasih Choki-Choki. Karena itu sangat BERBAHAYA, guys! B.E.R.B.A.H.A.Y.A. Karena kalau tiba-tiba temen cewek kalian jadi  jatuh cinta sama kalian... kalian mau tanggung jawab? :O

---------------------------------------

HAPPY BIRTHDAAAAYYY BUAT KITAAAA! :D

Sampe lupa..
Tanggal 6 Agustus kemarin kita (Gw dan Bule Inggid, juga Om Dika) ulang tahun~ *yeyeye lalala*
Dan seperti apa yang diminta, gw ngasih kado ke Bule Inggid berupa (TwitPic) roti tawar yang diolesi Nutella di atasnya. Hahahaha ini dia!




Teruuuusss kemaren gw dapet kado dari si Irfan, yaitu 10 lembar kartu pos! Wooohhooooo!! :D :D :D


Dan yang pastii yang paling membahagiakan itu ya doa-doa dari keluarga, serta kerabat dan teman-teman semua.. Huhuhuhu makasih banyak yaaahh! Terharuuu :'D
Ini ada beberapa, yang doanya selalu nyerempet-nyerempet ke urusan jodoh. Hahahaha.

(Oiya, maaf yaa, nama kalian nggak gw tutup atau gw samarkan. Ngga papa lah ya ceman-cemaaan. Minimal kan kalian jadi beken, kali-kali aja followersnya nambah. Hehe)












Emang sih nggak nyinggung2 jodoh, tapi gw suka banget soalnya Ijes ngedoain gw ideal bentuk tubuhnya! Hahaha :D

Ini juga. Gw suka banget soalnya gw bisa ngisi sendiri gw mau doa yang kaya apa dan gimana. Haha :D

Tapi nggak sedikit juga yang tengil, orang mah ngucapin & ngedoain yang baek2 apa gimana, tapi mereka malah.. Ah, begini lah contohnya.. :|




Hahahahaha, apapun, bagaimanapun, gw tetep terima itu semua apa adanya. Hahahaha love you aaaallllll!!! :* :* :*


Udahan ah segini dulu, gw mau siap-siap nih. Biasa, orang sibuk. Hahaha babaaaayyy!
Wassalam!

XOXO

Rabu, 02 Mei 2012

Tentang Kekasih

Selamat malam semua.
Udah lama nggak ngepost, tau-tau malah nulis-nulis galau. Duh.

Tema kali ini adalah "kekasih". Atau biasa kita nyebutnya "pacar". Itu loh, yang biasa buat ngewarnain kuku sama tangan, biasanya oleh-oleh dari Arab. Kamu-kamu semua pasti pada punya pacar kaaaannn? He? Apa? Ada yang ngejomblo? Wah, ckckck kesian. Coba ngaca, mungkin aja kamu terlalu ganteng kali, makanya banyak cewek yang segen pacaran sama kamu, takut kebanting. Atau justru ngeri, soalnya biasanya cowok ganteng itu kan playboy~ Atau mungkin, kamu itu terlalu milih-milih cowok kali? Pengennya yang mukanya kayak Robert Pattinson gitu. Eeeh giliran ada yang mirip begitu, tetaunya udah melingkar cincin emas di jari manisnya~ Duh, kesian.

Okay. Hmmm. Mulai dari mana ya kita? Gini deh. Menurut kamu, apa sebenernya makna kekasih/pacar buat kamu? Sebenernya, dia itu posisinya gimana sih di hati kamu? Atau di hidup kamu?
"Oh, pacar itu harus selalu nemenin kita jalan-jalan bu!", "Pacar itu temen setia buat nonton & makan malem romantis di cafe~", "Pacar itu, tempat kita curhat segala-galanya, nemenin dikala sedih & gundah gulana..", "Pacar? Ya buat have fun lah! Buat kita 'pake' meeenn!". Duh, gawat deh kalo ada yang anggep pacarnya begitu! Sedih dengernya.. :(

Kalo menurut aku pribadi, pacar itu bisa jadi segala-galanya buat kita. Disaat kita lagi sedih, dia bisa nyediaiin pundak dan dadanya untuk kita nangis. Disaat kita lagi ketakutan, dia bisa ngelindungin kita dengan gagahnya. Disaat kita jatuh dan terpuruk, tangannya selalu ada buat bantu kita bangun. Disaat kita lepas kontrol, dia bisa ngebimbing kita kembali ke jalan yang benar. Dan yang pasti, disaat kita bahagia, kita pengen dia jadi orang pertama yang ikut ngerasain kebahagiaan kita. Pokoknya, pacar itu bisa jadi sahabat, temen gila-gilaan, kakak, orang tua, guru, bahkan ustadz buat kita!

Ya, pacar emang segala-galanya. Dan kadang, justru hal itu yang bisa bikin boomerang buat diri kita sendiri. Kita terlalu menganggap dia adalah segalanya, it means dia adalah hidup kita, nafas kita. Kita selalu dan terlalu bergantung sama pacar kita itu. Bahkan yang aku alamin, aku sampe ngerasa cukup, hanya dengan mempunyai pacar, maka aku tidak membutuhkan orang lain (kayak temen, atau sahabat di lingkungan sekitar). Aku jadi introvert, susah untuk ngebuka hati buat temen-temen baru, susah cari temen di lingkungan baru, dan selalu ngerasa kesepian pas pacar lagi berhalangan hadir menemani kita.

Yang lebih menyakitkan, saat kita udah nggak sama-sama pacar kita lagi. Sebut saja kita putus. Atau bahasa halusnya "udahan". Karena saking-tergantungnya kita sama pacar, begitu kita pisah, dunia serasa kosong. Kita jadi berasa sendirian. Kita nggak ada temen. Pas lagi capek, kita nggak tau mau menopang kaki pada siapa. Pas lagi sedih, kita nggak tau mau numpahin kesedihan kita ke siapa. Yang paling ngga enak, pas kita lagi seneng dan bahagia banget, kita seolah nggak tau mau berbagi kebahagiaan ke siapa.. Kita sendiri. Bahkan untuk ngerasa bahagia pun kita tetep ngerasa sendiri.

Kalo kalian yang baca ini, trus berpendapat "Ih, lebay banget deh sampe segitunya amat sama pacar? Gw aja biasa-biasa aja..", itu berarti kalian belum pernah ngerasain ngedapetin pacar yang bener-bener pas di hati kalian. Yang bener-bener jatuh-bangun hidup kalian dilakuin bareng-bareng sama pacar kalian. Suatu saat kalian akan ngerasain. Pasti deh, soalnya ini salah satu pembelajaran hidup.

Jadi, pesan saya, jikalau kamu udah nemu seseorang yang spesial banget, kalian cukup "hanya menganggapnya" segala-galanya saja. Tidak perlu sampai ketergantungan! Jangan sampai ketergantungan terhadap pacar kalian sendiri.


Wassalam.

Kamis, 04 Agustus 2011

Tentang Kesetiaan

Hello people!
Bagaimana puasanya hari ini?
Huaaahh Sabtu saya udah kepala dua.. #nggakpenting #abaikanaja

Ngga tau kenapa saya lagi kepingin ngebahas tentang masalah kesetiaan. Yaah, sebenernya bisa umum sih. Setia kan bisa sama pekerjaan, orang tua, majikan, dan lain sebagainya. Tapi disini, gw emang khusus ngebahas kesetian terhadap pasangan, biar lebih spesifik aja gitu. Hehe.

Yang kita tau, setia itu berarti hanya cinta terhadap satu orang saja. Setia itu hanya membagi hati kita kepada satu orang saja, yakni si pasangan kita itu. Tapi menurut gw, setia itu maknanya bisa lebih luas dan lebih dalem lagi. Setia bukan sekedar "aku cuma sayang sama kamu", atau "ngga ada yang lain di hati aku selain kamu". Tapi, setia itu lebih kepada sikap kita untuk mendampingi pasangan kita, apapun keadaannya, bagaimanapun kondisinya, baik susah, seneng, kaya, melarat, kita tetep ada disamping dia.

Setia itu berarti dukungan. Setia itu berarti pengorbanan. Setia itu berarti selalu ada disaat dia butuh kita. Setia itu pas dia lagi berada di titik terendahnya, kita selalu ada untuk nyemangatin dia. Disaat dia mendadak bangkrut, kita ngga lantas ninggalin dia karena dia miskin, tetapi kita tetap ada di sisinya, ngasih support, ngebantu dia bangkit lagi dari keterpurukan. Setia itu pas dia jatuh sakit, dan kita terus mendoakan dan tetap meyakinkan dia, bahwa hidup ini masih panjang dan dia masih punya harapan, yaitu kita.

Jadi percuma, kalau kita (mengaku) cinta sama pasangan kita, tapi kenyataannya kita ngga pernah MAU mendampingi dia disaat dia susah.

Happy Ramadan! :)

Senin, 27 Juni 2011

MERDEKA!

Bukaan bukaan. 17an emang masih lama bro. Merdeka disini adalah maksudnya gw udah merdeka dari siksaan tugas-tugas kuliah laknat itu! Ha ha ha ha ha ha ~

Tanggal 24 Juni kemaren tuh tepatnya, hari terakhir UAS gw. Ditutup dengan Comic and Storyboard Making yang bikin kita ngga bobo semaleman. Eh tapi bukan mata kuliah ini doank yang bikin kita terpaksa melek semalem-bahkan bermalem-maleman. Ada 3D Animation yang nyiksa setengah mati. Ada juga Character and Costume Design, trus penelitian buat Art and Design Research & Methodology, trus ada ini, ada itu, ada ono, ada anu, huah! Banyak banget dah!

Okay. Tapi yang namanya berkarya, walaupun itu tuntutan perkuliahan, tetep aja itu adalah sebuah karya yang dihasilkan melalui butir-butir keringat plus asa kita!! *menatap langit biru* *gelora jiwa pemuda*

Jadi, kalo bukan kita yang mulai menghargai semua hasil karya kita, siapa lagi toh? Untuk itulah gw mau share disini (baca: pamer) beberapa hasil karya gw. Haha. Di postingan ini gw post yang buat Character and Costume Design dulu aja ya, takut berat, banyak gambar soalnya. Hehe.

Jadi, untuk Character and Costume Design, kita itu disuruh mendesain sebuah karakter, boleh human, creatures, monster, whatever, dimana semua unsur yang mendukung (kepribadian, fisik, dan sosiologinya) direncanakan dengan sangat matang. Setelah itu, kita harus mewujudkannya secara nyata. NYATA. Kita buat kostumnya. Bahan apa sekiranya yang bisa digunakan. Bagaimana cara pembuatannya. Berapa lama pengerjaannya. Daaannn... Jeng jeng jeng!! Inilah dia hasil kerja keras saya dan teman-teman satu kelompok juga satu angkatan DKV Animasi dan Cinematography Universitas Multimedia Nusantara. Enjoy!

Ini tim saya! Dan kita membuat karakter Garuda Salashika. Lumayan kaann?? ;)



Duo ksatria bersayap. Yeah!

Gw suka tuh yg kedua dari kanan. Bener-bener berasa besinya yg karatan! Great job guys!

Nah yg botak di paling depan itu bukan mahasiswa, dialah dosennya! Haha. Si Mas Ari, gw pernah bahas dia di postingan gw beberapa bulan yg lalu. Sebelahnya itu Pak Gum, Kaprodi kita, dan sebelahnya lagi itu Pak Tomy, dosen mata kuliah ini juga. Sebenernya ada 1 lagi dosen mata kuliah ini, Pak Panji, cuma kaga ikutan poto, rada pemalu emang orangnya. Hihi :p

SESI CURHAT

Yak! Kita memasuki sesi curhat!
Sebenernya belakangan ini gw lagi galau tingkat engkongnya dewa. Ini menyangkut kuliah gw, karir gw, dan masa depan gw tentunya! Dari semester pertama IP gw terus turun. Oke lah, semester pertama IP gw selangit. Tapi seterusnya? Drastis jatohnya! Gw akuin gw emang sedikit terlena sama selangitnya IP gw di semester pertama. Dan gw jatoh bobrok sebobrok-bobroknya di semester 3. Dan di semester 4 gw ngga mau bobrok lagi. Gw berusaha. Maksimal. Ya, walaupun ga maksimal-maksimal amat. Tapi gw sendiri menyadari bahwa usaha gw di semester 4 ini lebih keras dibanding semester 3 kemaren. Tapi kayaknya untuk merangkak naik ke IP yang orang-orang biasa nyebutnya dengan cumlaude itu semakin susah. Susah.

Dan yang paling berat itu adalah tekanan dari orang tua. Nggak kok ngga, orang tua gw ngga pernah memberikan tekanan yg seperti itu. Mereka ngga pernah maksa-maksa gw buat selalu jadi nomor satu. Mereka justru selalu ngerti sejauh mana usaha dan kemampuan gw, dan terus ngedukung gw.
Cuma kadang ya, ada kondisi dimana lo ngerasa ada beban seberat truk fuso yang nyangkut di atas pundak lo. Disaat emak lo bilang dengan penuh harapan "kalo bisa dapetin beasiswa lagi ya U, kan lumayan dapet diskon biaya kuliah, mahal.", atau disaat bapak lo nanya "Gimana UASnya U? Ada nilai yang turun ngga?". Rasanya ngga sanggup dan ga tega buat bilang "Bu, Pa, maap, nilai-nilai Uu turun". Sumpah, ngebatin!

Ditambah kondisi gw sebagai anak tunggal. Beuh! Nggak deh, jangan bilang "Ah lo kan anak tunggal ini, enak, tanggungan orang tua lo cuma lo doank. Lo bebas minta ini itu." HEY! Justru tanggunang moral seorang anak tunggal tu lebih berat! Kalo lo anak sulung dan lo gagal, seengganya masih ada adek-adek lo yang bisa ngasih harapan. Tapi kalo lo anak tunggal dan lo gagal, ngga ada yang bisa ngegantiin lo, men!

Dan gw seorang cewek. Mungkin bagi kebanyakan orang bisa mikir "Yauda sih, kalo jadi cewe kan gampang. Lo ga sukses juga entar masih ada suami lo.". Ya, sebenernya ini juga udah jadi sebuah realita yang bisa kita liat di kehidupan sehari-hari. CUMA, apa lo sebagai wanita, mau, ngga dapet apa-apa di kehidupan lo yang cuma singkat ini? Maksudnya, gw nggak mau cuma jadi cewe yang dari kecil sekolah, kuliah, trus begitu lulus langsung kawin dan menikmati nafkah suami secara cuma-cuma. Nggak! Gw pengen ngebangun karir gw. Gw pengen jadi wanita karir yang sukses di pekerjaan dan di rumah tangga. Gw pengen punya mobil dan nyicil rumah dari keringet gw sendiri.

Tapi mengingat nilai-nilai kuliah gw yang terus menurun. Ah susah dijelasinnya. Ada semacam sesuatu yang lari-lari muter-muter di atas kepala gw. Sesuatu yang gw bilang beratnya hampir sama kayak trus fuso. Sesuatu yang menekan, sesuatu yang memojokkan.

Sekian.

Senin, 16 Agustus 2010

Minor in Major

Hey, what's up dude? *haha gaya ah*
Satu hari menuju hari Kemerdekaan RI. Hmmmmhh... Sudahkah kita merdeka dari diskriminasi sosial? Nampaknya belom.. Oke, sebelum kita ngebahas Hari Kemerdekaan dan judul yang gw buat diatas, "Minor in Major", ada baiknya kita ngomongin soal jalan-jalan kemaren sama temen-temen. Hehe.

Ceritanya malem minggu, kita buka puasa bareng dan nonton Killers sambil ngabuburit. Ceritanya ini acaranya gw sama Erlin, soalnya kita berdua yang nraktir. Erlin ulang taun bulan Juli, gw Agustus, jadi sekalian dibarengin aja gitu biar gampang. Hihihi.

Eh, pas nyampe di tempat makan, gw sama Erlin ditinggal gitu aja sama anak-anak ke WC, trus tau-tau dateng lagi sambil bawa-bawa kue! Hehe. *berarti kuenya dari WC?!*

Terrruuusss, yah, apalagi yang akan dilakukan di tempat makan selain makan-makan?? Hehe. Kebetulan begitu kuenya dateng, bedug maghrib pun mengguncang, langsung dicicipilah itu kue. Hihihi.
Puas makan-makan, apalagi yang bakal dilakukan selain foto-foto?? Hehehe ;p

Oke, sekian kita sharing masalah jalan-jalan. Balik lagi ke judul, Minor in Major. Kita tau, Indonesia pendudukanya ini mayoritas beragama Islam. Tapi kita tau juga, Indonesia bukan negara Islam. Ada 5 agama lain yang diakui oleh negeri ini. Ironisnya, pemerintah dan berbagai OrMas Islam seakan ngga pernah ngehormatin agama lain.

Gini.. Kemaren, kemaren, kemarennya lagi (ih ribet deh. hehe), pas sahur gw nonton acara berita di tv. Diberitakan ada razia rumah makan yang buka pada siang hari oleh petugas Pemda. Yang gw liat sih itu bangku-bangku rumah makannya sampe pada digotongin begitu, dan si engkoh-engkoh yang punya rumah makannya cuma pasrah aja sambil ngeliatin para petugas "beraksi". Petugas bilang, hal ini dilakukan untuk menghormati umat Muslim yang sedang menjalankan ibadah puasa.

Kalo menurut gw sih ya, ngga usah sampe segitunya sih, rumah makan yang buka siang-siang pake di razia segala. Mana bangkunya pake digotongin. Hak yang punya rumah makan dong buat tetep buka pas bulan puasa, toh dia juga cari nafkah. Toh dia yang punya rumah makan juga bukan Muslim. Toh di negara ini penduduknya ngga semua Muslim. Kasian dong yang non-Muslim kalo rumah makan pada tutup siang-siang? Lagian, kalopun ada umat Muslim yang males puasa dan makan di tempat itu, lha itu kan bukan salahnya yang punya rumah makan. Biarin aja mereka yang males puasa, urusannya langsung sama Allah SWT.

Bayangin deh kalo kita tuker posisi. Kalo misalnya Indonesia ini mayoritas agama Hindu, sedangkan kita yang Muslim ini minoritas. Pas lagi ada hari raya Nyepi, kita dipaksa harus ikutan matiin listrik, menutup semua tempat umum, dan menghentikan segala aktivitas untuk menghormati mereka. Kita pasti ngerasa risih kan? Kita juga pasti ingin dihormatin karena kita juga masih punya banyak urusan di luar rumah.

Ngerasa ngga sih? Kayaknya umat Muslim pengennya dihormatiiinnn melulu. Padahal kayaknya kita ngga mau ngehormatin agama lain. Coba deh liat di berita, banyak banget gereja-gereja yang dibongkar paksa, dirusak, dihancurin sama petugas dan OrMas Islam. Kita kan bukan negara Islam, kita Indonesia, dengan segala keberagaman, termasuk agama. Masa sih masih aja ada diskriminasi agama?? 

Saya seorang Muslim, tapi saya masih menghormati agama lain. Saya masih menghormati ke-minoritas-an. Lagian, kalo kita pengen dihormatin oleh agama lain, mulailah untuk menghormati agama lain juga. Besok 17 Agustus adalah hari Kemerdekaan Indonesia, tapi kita  masih aja belum merdeka dari diskriminasi sosial. Kita masih dijajah, dijajah oleh sesama penduduk Indonesia. Ironis.

Senin, 09 Agustus 2010

Krisis Identitas

Sebelumnya saya mau bilang makasih banyak buat yang udah ngucapin selamat ulang taun. Hihihi. What a blast! :D

Oya, untuk post kali ini, gw mau sedikit curhat tentang pengalaman di dunia maya, lebih khusus lagi dalam dunia per-blog-an. Gw sempet ngalamin krisis identitas dalam menulis sebuah blog. Kemarin-kemarin gw kayak hilang identitas. Gw kayak terbawa arus. Gw bukan menjadi gw yang sebenernya. (sampe sini pada bingung ngga? Sama.)

Jadi gini, gw mulai bikin blog sekitar taun 2008. Alesan gw mau bikin blog karena gw itu orangnya suka cerita, gw suka sharing tentang apa aja yang gw suka, yang menurut gw menarik buat diceritain. Gw juga suka berpendapat, gw suka beropini, yah pokoknya suka ngomentarin apa yang gw liat rada melenceng dari nalar aku. Gw juga rada narsis, jadi blog sekalian buat nampang. Hehe. Terus gw juga orangnya suka pamer. Makanya gw bikin blog sekalian buat pamer hasil karya gw. Hihihi.

Sekitar beberapa bulan setelah bikin blog, gw ngeliat blognya Diana Rikasari, yang cenderung lebih ke fashion. Gw jadi ikut-ikutan bikin blog gw jadi fashion blog. Terus gw juga sering blogwalking ke fashion blog-fashion blog yang lain. Rata-rata pada pakai bahasa Inggris. Untuk beberapa posting, gw jadi ikutan pakai bahasa Inggris di blog gw dan nampilin daily outfit photo gw. Jujur gw ngerasa ngga nyaman kalo harus pakai bahasa Inggris karena ngga bisa bebas mengekpresikan apa yang kita rasain.

Terus, baru-baru ini gw mulai blogwalking ke blog-blog serius yang selalu bikin posting mengenai pembahasan yang sangat berat. Lagi-lagi, gw ikutan. Aku ikutan berbicara berat. Beberapa posting kebelakang, gw sering banget pakai kata ganti "saya" dan "anda". Itu juga bikin gw ngga nyaman karena kayaknya keliatan serius banget. Padahal gw ini orangnya sangat nyeleneh dan ngga terlalu suka sama sesuatu yang terlalu serius.

Gw jadi bingung. Temen-temen blogger gw juga dari kalangan macem-macem. Ada yang masih sekolah, ada yang fashionista banget, ada bapak-bapak yang serius banget, ada artist yang artsy banget, ada yang nyeleneh kayak aku, ada juga yang suka bikin puisi dengan diksi dan makna yang sangat memepesona. Semua itu bikin gw jadi kaku kalo mau bikin sebuah postingan. Kalo gw bikin postingan mengenai fashion & daily outfit, takutnya nanti temen-temen yang serius nganggep "apaan sih ini blog? ngga makna banget deh postingannya!". Tapi kalo gw bikin sesuatu yang serius, takutnya nanti blogger-blogger yang nyantai serta fashion blogger bilang "apaan sih lo? nerd banget deh. cupu tau!". Naaahhh! Bingung kan??

Jujur, interest gw emang banyak. Ya, gw ini orangnya nyantai dan nyeleneh, tapi gw juga bisa serius kalo dihadapkan sama sesuatu yang berbeda dari jalan pikiran gw. Ya, gw emang suka banget sama fashion, tapi bukan berarti gw ngga suka politik kan? Ya, gw punya passion yang gede banget sama art. Gw suka menggambar, photo manipulating, photography, dan tentunya, menulis. Gw suka nulis, gw juga suka bikin puisi. Gw emang nyeni dan agak-agak sosial, tapi bukan berarti gw ngga suka science. Gw suka banget sama ilmu pengetahuan alam, apalagi yang berbau bumi dan antariksa. Malah sempet punya cita-cita jadi ahli Geofisika, tapi kandas (bisa baca postingannya yang berjudul Kegagalan Adalah Rencana Tuhan).

Yaaa, dengan macem-macem bidang yang gw suka, gw justru malah jadi kaku buat nulis blog. Ini sebenernya blog tentang apa? Kenapa isinya macem-macem? Ah, ngga konsisten! Beeeggiiittuuuu lah pernyataan yang gw takutin dari orang-orang yang baca blog gw. Dan masih banyak lagi komentar buruk yang melayang-layang di otak gw.

"Hey, ini kan blog gw, terserah gw dong mau nulis apa aja. Orang lain pun bebas berpendapat apa aja." Ya, akhirnya gw mulai sadar juga, jadilah diri sendiri. Jadilah blog ini sebagai proyeksi diri gw sendiri. Gw mau nulis tentang politik kek, fashion kek, fotografi kek, terserah gw. Toh semua itu emang bidang yang gw suka. Gw ngga mau sok-sokan pake bahasa Inggris biar dibilang gaul. Gw ngga mau sok-sokan serius biar dibilang intelek. Gw ya gw. Ya begini. Di satu sisi nyeleneh, di satu sisi serius, di satu sisi artsy, di satu sisi nerd, di satu sisi fashionista. Ini bukan masalah kepribadian, ini cuma masalah passion. Masalah passion yang bisa bikin kehilangan identitas. Hehe. Emang, kadang-kadang suatu kecintaan yang berlebihan & kebanyakan itu ngga baik juga. Hehe.

Jadi, apa intinya postingan ini?
Intinya, gw cuma mau mengumandangkan seonggok uneg-uneg mengenai krisis identitas yang terjadi pada gw selama nge-blog. Gw juga mau minta maaf karena isi blog ini campur aduk kayak nasi rames. Karena inilah gw. Dan ini blog gw. ^_^

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Outfit Post!

Oke, lupain masalah krisis identitasnya. Waaa, udah lama ngga bikin outfit post. Ceritanya kemaren gw nraktir nonton si Beri. Kita nonton Inception (haha basi banget kayaknya gw baru nonton!).


Banyak temen gw yang bilang gini pas kemaren-kemaren gw ajakin nonton Inception "ah, otak lo mah kaga bakalan nyampe U buat nonton Inception!". Waah, kesannya otak gw setengah doang gitu. Tapi kemaren gw kekeuh pengen nonton Inception, dan untungnya gw nonton sama Beri (Beri itu pinter & cepet tanggep, ngga kayak gw. hehe). Selama nonton kita ribet sendiri adu pendapat tentang jalan cerita. Apalagi banyak banget istilah-istilah yang susah dipahamin. Tapi beneran deh, Inception emang wajib nonton banget bagi yang suka sci-fi atau bagi pemikir keras kayak bokap gw & Beri. Ngga bakalan nyesel nonton film ini!

Dan ini outfit yang kemarin buat nonton. Ini tuh celana nyokap dari jaman dulu. Gw baru nemu pas lagi jemurin baju, terus langsung minta ijin pake setelah kering & disetrika. Hehe.

Semoga hari ini menyenangkan, and happy Monday! :D

Minggu, 01 Agustus 2010

Semua Berawal dari Diri Sendiri

Hello bloggy! How's your day?
Pada 1 Agustus 2010 ini saya dan rekan-rekan sesama blogger diajak oleh Mas Tri dari blog TRIMATRA untuk bikin sebuah postingan kolaborasi yang mengangkat tema "Di Bawah Bendera Reformasi". Hmmmm.. Ini adalah kolaborasi pertama saya. Jadi, maaf ya kalo tulisan saya ngga bagus dan masih banyak perlu belajar dari rekan-rekan yang lain! ;p

Langsung aja yah!
Kita semua pasti tau dong reformasi itu artinya apa? Kalo menurut saya pribadi, reformasi itu artinya perubahan secara signifikan di dalam suatu wilayah, baik itu bidang politik, ekonomi, sosial, agama, dsb. Namun, ada kalanya reformasi berjalan ngga sesuai dengan harapan, yah contohnya kayak apa yang terjadi di negara kita ini. Judulnya reformasi, tapi masiiiihhh aja banyak pejabat yang KKN, aparat yang "kebal" hukum, LSM anarki, bocah busung lapar, atau siswa/i yang tidak lulus Ujian Nasional.

Oke, disini saya ngga akan muluk-muluk minta reformasi gede-gedean dari pemerintah, karena sangat kecil kemungkinannya suara kita ini bisa didengar oleh para petinggi negara. Jadi, daripada heboh gembar-gembor minta ini-itu ke pemerintah, kenapa ngga kita reformasi aja diri kita sendiri?

Got the point? Yes, reformasikan lah diri kita sendiri.

Ngerasa risih dengan banyaknya kemiskinan yang terjadi di Indonesia? Ajak temen-temen sekolah atau kampus buat ngumpulin dana yang bisa disumbangin ke para abang becak yang sering mangkal di deket kampus. Jangan salah! Dimulai dari hal kecil kayak gini, efeknya sangat luar bisa bagi mereka yang menerimanya. Andai kata 50% mahasiswa di Indonesia ngelakuin ini, bisa kebayang kan, berapa banyak kepala keluarga yang bisa kita bantu? *Itung-itung amal di bulan puasa. Hehe*

Ngerasa sebel dengan segala macam praktek KKN yang terjadi di tanah air? Bisa dimulai dari diri kita sendiri! Yap! Hindarilah yang namanya menyontek saat ujian (hahaha saya tau ini susah banget!). Lho? Kenapa, kok malah ngurusin nyontek? Soalnya, nyontek itu adalah kenakalan kecil, tapi mempunyai efek negatif yang amat BESAR. Nyontek ngajarin bohong. Nyontek ngajarin curang. Nyontek ngajarin kita untuk selalu bergantung sama orang lain. Dan kalo budaya ini terus dipelihara sampai dewasa nanti, bisa-bisa bakal kebawa di lingkungan karir, dan itu sangat berbahaya. (saya ngomong gini bukannya saya sok tahu ya, tapi ini juga berdasarkan pengalaman orang yang pernah sharing ke saya. Oya, saya juga ngga se-idealis itu untuk ngga nyontek sama sekali. Yes, I was a student. Saya juga pernah nyontek. Hihihi)

Keki sama listrik yang makin lama makin mahal aja? Satu-satunya hal yang bisa kita lakuin ya pengiritan. Hehe. Hayooo, siapa yang suka lupa matiin tv di kamar kalo kita tidur? (padahal saya sendiri. Hihi). Siapa yang suka lupa matiin lampu kamar mandi kalo lagi ngga dipake? Selain bisa ngirit ongkos penggunaan listrik, sekalian mencegah dampak negatif Global Warming juga kan?

Ya, mungkin hal-hal kecil yang kita lakuin ini belum bisa mereformasi total keadaan yang terjadi di tanah air saat ini. Tapi seenggaknya kita udah ngebantu mencegah hal-hal yang lebih buruk tidak menimpa tanah air di masa yang akan datang.

Sure we can do! ^_^

Kamis, 29 Juli 2010

PARAH

Maaf ya saya memang bukan blogger yang baik karena jarang posting dan blogwalking. Hehe..
Yaudah langsung aja. Barusan temen saya nge-share di Facebook, video mobil Polisi yang menabrak seorang pendemo. Hmmm.. Agak-agak sadis juga emang..



Tapi setelah diwawancarai, katanya itu kejadiannya bukan kejadian baru, tapi udah agak lama, yaitu pada 24 Juni 2008. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Polisi Boy Rafli bilang katanya adalah benar, itu mobil patroli Polsek Tanahabang. Beliau juga menyatakan bahwa itu bukanlah insiden tabrak lari, melainkan HANYA terserempet. Dan katanyaaaaa, video itu diperkirakan rekayasa.

Saya mikir, oke lah kalau itu emang terserempet. Tapi bukan berarti ngga tanggung jawab sama yang diserempet juga kan? Bukankah setelah nyerempet, seharusnya mereka turun buat ngeliat keadaan orang yang diserempet itu? Bukankah seharusnya mereka tanggung jawab dengan membawa korban ke RS terdekat, bukan justru malah jalan terus kayak ngga ada apa-apa? Bukankah...?? Bukankaah....??? Bukankaaaahhh......?????? Dan masih banyak pertanyaan lain yang menyeruak di dalam pikiran saya. (!)

Minggu, 11 Juli 2010

Belajar Sejarah

Bicara soal belajar sejarah, emang enaknya sambil jalan-jalan. Apalagi ditemenin sama orang tercinta (huek), pasti akan semakin menyenangkan perjalan kita. Dan bicara soal belajar sejarah sambil jalan-jalan, emang enaknya pergi ke Museum. Dan kemarin saya dan pacar saya, Beri, pergi ke Monumen Pancasila Sakti yang ada di Jakarta Timur.

Bicara soal museum, banyak anak muda jaman sekarang yang menganggap dirinya keren dan gaul, ogah buat dateng ke museum. Biasanya mereka hang out di tempat-tempat gaul, cafe, atau mall. Padahal menurut saya (dan pacar saya tentunya), museum itu sangat jauh lebih menyenangkan ketimbang hang out di tempat-tempat yang mereka sebut gaul itu. Kenapa?

1. Museum itu ngga seramai tempat-tempat gaul yang biasanya malah bikin pusing karena banyak asap rokok+berisik.
2. Kalo di tempat-tempat gaul ga asik buat foto-foto. Kalo di museum, banyak banget spot oke buat foto-foto bareng temen-temen.
3. Banyak hal-hal yang tadinya kita ngga tau, kita jadi tau setelah dateng ke museum. Jadi pamor museum tetep ngga kalah buat nyari ilmu, walaupun internet udah merajalela.
4. Ke museum ngga bakal ngabisin uang dengan sia-sia. (apalagi biasanya tiket masuk museum itu murah. hehe)
5. Kalo ke tempat gaul, akan ada banyaaakk stylish people, jadi gaya kita ngga keliatan. Tapi kalo kita ke museum, dijamin kita yang paling keren! Hihihi ;p

The Gate

The Tickets

Diorama Penyiksaan Mayor Jenderal S. Parman, Mayor Jenderal Suprapto, Brigadir Jenderal Sutoyo, dan Letnan Satu Pierre Tendean pada 1 Oktober 1965 oleh Partai Komunis Indonesia (PKI)

The hole. Sumur tua yang kemudian disebut "Lubang Buaya", dipakai sebagai tempat pembuangan para jenderal setelah disiksa. Setelah mereka dijejalkan ke dalam sini, para TKI menembaki lubang tersebut untuk memastikan mereka semua mati. (gila!)

The Monument of Pancasila Sakti. Ada tujuh patung, yaitu Pahlawan Revolusioner yang ditawan, disiksa, dan dibunuh oleh PKI. Yang ditengah lagi nunjuk itu kalo ngga salah Jenderal Ahmad Yani.


Ini kita foto di depan rumah dan dapur umum para jenderal (kalo ngga salah) pas jaman dulu heboh-hebohnya PKI.

Genteng asli! Wow!


Mobil Dinas Para Menteri dan Jenderal

Oh yeah, abis foto-foto di depan tank ini kita langsung cabut buat pulang.
How's your holiday guys? ^_^