Tampilkan postingan dengan label Life Story. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Life Story. Tampilkan semua postingan

Kamis, 13 Agustus 2015

Sepotong Lagu

Aku tak suka kau tak juga berhenti merokok
Aku tak suka kamu tak suka aku merokok

Aku tak suka kamu slalu bangun kesiangan
Aku tak suka kamu tak suka ku kesiangan

Aku tak suka mukamu ditekuk cemberut
Aku tak suka kamu tak suka aku cemberut

Aku tak suka kamu wek wek wek cerewet
Aku tak suka kamu tak suka aku cerewet

Cinta itu sengit

Kita tarik menarik

-------------------------------------------------------

Lagu dari Indie Art Wedding yang ini emang cerminan keseharian pasangan suami-istri ya. Ada aja masalah kecil mencuat jadi perang di dalem rumah. Saya pribadi suka lagu ini. Ringan, apa adanya.

Rabu, 04 Februari 2015

Tuhan, Inikah HukumanMu?

Tuhan,
Aku sadar kesalahan-kesalahanku di masa lalu.
Kesalahanku mengkhianati laranganMu.
Kesalahanku mengabaikan dosa-dosaku.

Tapi Tuhan,
Haruskah seperti ini hukumannya?
Tidakkah aku si pendosa mempunyai hak
untuk berdampingan dengan pasangan yang baik?
Tidakkah aku layak
bersanding dengan laki-laki yang justru mau menerimaku apa adanya?

Tuhan,
Kalau ini hukumanMu untukku di dunia,
apakah di akhriat kelak
Engkau kan persatukan kami?

Tuhan,
Tidakkah si pendosa ini mempunyai hak
yang sama dengan manusia yang lainnya?

Selasa, 27 Januari 2015

Migrain dan Beban Pikiran

Semalem ceritanya, gw sama ibu bapak ke dokter, karena gw udah gak kuat, udah beberapa waktu ini migrain ga ketulungan, ga enak badaan, pluuuss mampet berkepanjangan. Terus, pas ketemu sama dokternya, gw cerita kan keluhan-keluhan gw. Terus ibu gw nambahin "Ini dok, pengaruh nggak sih dari pikiran? Dia kayaknya stress, lagi banyak kerjaan soalnya..". Kata pak dokter "Iya, bisa jadi juga dari pikiran sih bu.."

Yang Uu pengen bilang bu, sebenernya Uu stress bukan karna mikirin kerjaan yang banyak. Ibu tau, apa yang paling menyita pikiran Uu belakangan ini? Soal restu nikah yang tak kunjung turun dari ibu sama bapak. Ituuuu, yang paling nyita pikiran sama perasaan Uu. Urusan kerjaan mah nggak seberapa dibanding urusan perasaan Uu.. Emangnya bapak sama ibuk mau, Uu tau-tau sakit parah gara-gara banyak pikiran kayak alm. kak Astri tuh? Tau-tau ntar Uu stress, trus infeksi otak, terus meninggal di usia muda dan belom kesampean nikah sama orang yang Uu pilih sendiri. Mau? Mauuu?? Mauuuuu??? :'(

Rabu, 21 Januari 2015

Memendam Rasa dalam Doa

Baru kali ini aku merasakan apa yang selama ini sering aku dengar, tentang "mencintai dalam doa". Getarannya luar biasa. Halah. Ya, bagaimana tidak berdebar-debar? Bayangkan saja, kamu merindukan seseorang begitu hebatnya, namun kamu tidak bisa berbuat apa-apa. Hanya bisa mengatakan dalam hati, "Hey, aku kangen", lalu ditutup dengan mendoakannya.

Untuk sekedar menyapanya dalam sebuah chat? Rasanya juga tidak mungkin. Kami hampir tidak pernah saling sapa iseng, kalau memang tidak ada perlunya. "Hai, kamu lagi apa?" pun tidak pernah kami lakukan. Kami baru akan membuka obrolan, jika memang ada sesuatu yang harus disampaikan, entah itu mengenai pekerjaan, masalah pribadi, atau saat kami ingin bertanya mengenai sesuatu. Sesuatu yang penting ya. Bukan sesuatu seperti "Udah makan belum?". Bukan, bukan yang seperti itu.

Mungkin ini rasanya.. jatuh cinta tanpa ungkapan cinta. Rindu yang tertahan restu. Kasih sayang sebelum terlontar ijab qabul. Sulit memang.. Memendam rasa dalam doa.

Jumat, 16 Januari 2015

Sendiri

Seringakali kita merasa butuh teman bicara. Kita butuh seseorang untuk diajak bercerita. Butuh sosok yang kuat untuk disandarkan pundaknya saat menangis. Sosok bijaksana yang mampu mengangkat dengan penuh kelembutan.

Bukan bercerita sendiri kepada diri sendiri seperti saat ini. Lihat sekeliling, ramai. Tapi tidak ada satupun diantara keramaian itu yang menghampiri. Aku, tetap selalu sendiri. Bercerita sendiri. Menangis sendiri. Mengusap punggung sendiri. Sampai bangkitpun tetap sendiri.

Senin, 12 Januari 2015

Tidak Perlu

Biarlah kamu katakan apa
Biarlah manusia lain berpikir apa

Tuhan Maha Tau
apa yang tersimpan di hati
apa yang hambaNya rasa

dan aku tidak perlu menjelaskan apa-apa
yang memang tidak pernah aku lakukan

Sabtu, 10 Januari 2015

Menikmati Waktu-waktu Sendiri

Kata orang, ada kalanya kita harus menikmati "Me Time", dimana kita meluangkan waktu bener-bener sendirian, ngelakuin hal-hal yang kita sukain, tanpa diganggu oleh siapapun dan apapun. Bener emang, "me time" ini kita butuh banget. Sekedar untuk refresh otak dan pikiran dari kebosanan, ataupun sebagai sarana membuka pikiran lebih luas lagi.

Kemaren gw ngerasain "Me Time" banget, yaitu jalan-jalan kaki sendirian. Tanpa tujuan pasti. Tapi arah mah ada. Jadi kaga nyasar, alhamdulillah. Awalnya sih gegara bete aja. Bukan bete sama seseorang. Nggak jugak.. Yaaa, bete aja. Pengen "menghilang" sejenak dari orang-orang sekitar. Kabur sementara lah gitu isilahnya. Pas ngelangkahin kaki keluar, terus jalan aja, ikutin kemana kaki ngelangkah.. sampe akhirnya nyetopin angkot 02.
 "Okay, gw akan naik angkot. Tapi entah mau berenti dimana."

Sampe akhirnya pas di jembatan, gw berentiin angkotnya. Gw mutusin untuk ke stasiun.
 "Okay, gw akan naik kereta ke Duri. Tapi abis itu entah mau kemana."

Naik kan tuh akhirnya gw kereta ke Duri. Pas sampe Duri, turun kereta..bingung lagi. Apalagi pas si mas-mas halo-halo nya bilang "Jalur 1 dari arah Selatan akan segera masuk KRL AC jurusan Jatinegara. Bagi penumpang yang akan menuju Kampung Bandan, Kemayoran, Gang Sentiong, sampai Jatinegara harap segera menunggu di peron 1". Naaahh makin galau kan. Akhirnya, gw tetep berdiri di peron 2, gak kemana-mana.
 "Okay, gw akan naik kereta ke Bogor. Tapi entah mau turun dimana."

Dan saat kereta Bogor (yang hampir setengah jam ditunggu) akhirnya dateng juga, naiklah gw.. Masih bingung mau turun dimana. Mau di Surdirman aja, terus keliling Jakarta naik busway; apa mending turun Pondok Cina aja, terus numpang maen ke perpus UI; apa sekalian sampe Bogor aja, numpang jajan di Mc.D depan Kebon Raya abis itu pulang lagi.. Bingung kan tuh. Sampe akhirnya kereta nyampe Sudirman, gw mutusin untuk berdiri dan.....
 "Okay, gw akan turun di sini. Tapi entah abis ini mau kemana lagi."

Dan turun lah gw di Sudirman.. Naik ke atas, terus turun lagi di seberang, masuk Sevel...dan jajan roti sama aer, terus naik lagi ke atas, tapping keluar, ke jalan raya, lalu bingung. Ada Kopaja 19 nih. Apa gw ke arah Blok M aja apa yah. Ah, tapi ada apaan kan pikir gw, gitu-gitu aja.. Akhirnya gw mutusin buat jalan kaki ke arah halte busway.
"Okay, gw akan naik busway ke arah Harmoni-Kota. Tapi entah mau turun dimana."

Naiklaaah ke dalem bus TransJakarta. Udah lama jugak gak naik ini. Chit-chat dikit sama ibu-ibu sebelah soal kebijakan bapak Presiden, terus doi turun di Harmoni. Galauuuu lagi kan. Mau turun di sini apa ngga. Tapi akhirnya, gw mutusin buat lanjut, sampe Kota.

Pas di Kota, turun halte, terus ke bawah, ke tempat penyebrangan. Bimbang lagi kaaann.. Ini gw bakalan keluar kemana nih? Ke arah Museum Bank Mandiri, apa Stasiun Kota? Akhirnya ikutin kaki ajaaah maunya kemana. Pada akhirnya belok lah ke arah museum. Pas naik, gw jalan kaki ke arah Museum Fatahillah. Gw pikir mayan jugak, karna gw sekalian survey tempat photoshoot buat bulan Maret nanti. Pas sampe di sekitaran museum, gw laper.. Pengen makan, bingung lagi dah tuh.. Mending lurus, apa belok?
"Okay, gw akan belok. Tapi entah bakalan makan apa."

Pas belok, kaki gw terhenti seketika di depan gerobak abang nasi goreng. Yak, dan makan nasi goreng lah sayaaa. Setelah ngobrol ngalor ngidul sama abang nasi gorengnya, akhirnya gw cabut ke Stasiun. Ngapain? Ya pulang laaahh!

"Jadi lo jauh-jauh ke Kota cuman numpang nyemil nasi goreng doang, U?!"

Hahahahahaha actually, yes! Tapi yaaa ngga numpang makan doang laahh.. Ada hasilnya kok.. Ya itu, hasil survey buat photoshoot nanti~

Nah, segitu aja cerita-cerita mengenai "Me Time" gw setengah harian kemaren. Sekian dan terima salam tempel.

Kamis, 08 Januari 2015

Kamu

Menjumpaimu hanya sekelibat dalam hidupku. Tak pernah terlintas kamu akan masuk sedemikian hebatnya ke dalam hatiku.

Kamu, sosok yang begitu sederhana menginginkanku apa adanya. Kubisikkan di telingamu, tentang satu cacat permanen di diriku, namun kamu tetap melangkah maju tanpa ragu. "Apapun kamu, aku ikhlas menerimanya", ujarmu tegar. Lalu kamu tetap berjalan ke arahku, merangkulku tanpa sentuhan, memelukku dengan doa.

Satu yang aku suka tentang kamu, tidak pernah memaksaku untuk menerimamu. Yang kamu lakukan hanya "memperjuangkan yang layak diperjuangkan", katamu.

Tentang dahsyatnya sebuah keikhlasan, kamu ajarkan padaku. Mengenai manisnya sebuah ketulusan, kamu tanamkan di benakku.

Kamu, satu-satunya yang membuatku merasa berharga. Ketika kamu tau, aku bukan lagi mutiara yang terlindungi cangkang, lantas kamu bukan mengambilnya. Tapi mengembalikan aku kembali ke dalam cangkang. "Kamu layak untuk terus terlindungi", bisikmu menguatkan aku.



Aku memang salah, telah menempatkanmu di hatiku saat ini. Belum waktunya aku tanam perasaan itu. Perasaan yang seharusnya aku pupuk saat aku dan kamu sudah berada dalam ikatan halal yang suci..

Sabtu, 03 Januari 2015

Jangan Percaya

Hari ini, saya dapat pelajaran baru, yaitu:



JANGAN PERNAH PERCAYA PADA ORANG LAIN,


Siapapun itu. Mau itu,


Ibu kamu,
Bapak kamu,
Tante kamu,
Keluarga kamu,
Sahabat-sahabat kamu,
Rekan kerja kamu,
Mantan pacar kamu,
Laki-laki yang kamu cintai saat ini,
Keluarga laki-laki tersebut,


siapapun,
jangan pernah percayai mereka.


Karena,

Sebaik-baiknya manusia di bumi ini,
judulnya tetep aja manusia.

Penuh khilaf.
Penuh ego.
Penuh nafsu.






Berdirilah pada satu titik.

Percayakan hanya pada diri sendiri..



...dan Tuhanmu, pastinya.

Selasa, 23 Desember 2014

Beberapa Lupa

Beberapa orang tua menganggap paling tahu
mengenai segalanya tentang anak mereka.
Dalam beberapa hal memang betul.
Tapi beberapa hal lainnya mereka lupa..
Lupa bertanya kepada anak-anaknya,
"Apa yang engkau rasakan, nak?"

Rabu, 10 Desember 2014

Semacam Konspirasi

Nina bilang apel kepada Nani
Dodi bertanya apel kepada Nina
Nani bilang apel kepada Dodi melalui Nina
Nina dan Nani dan Dodi
Semua berbicara
Lalu berbisik
Kemudian mengecam
Di balik tubuhku
Di belakang telingaku


Enggankah beradu pandang denganku, hai orang-orang terkasih?

Kamis, 04 Desember 2014

Teorinya

Untuk apa, ingatan dikenang-kenang?
Hanya tersisa sakit
Hanya membuka luka lama

Untuk apa, yang lalu disesali?
Hanya membuat perih
Hanya lukai diri sendiri

Sakit dan perih wajarlah adanya
Namun jika masih menyisakan sesal,
Itu tanda ketidak-dewasaanmu


Dewasalah, U.

Abu

Awalnya kamu bilang ini bukan mimpimu.
Lalu kamu bilang ini mimpi kita.
Mendadak kamu nomor satukan ini.

Awalnya kamu tidak pernah tepat waktu.
Lalu perlahan semua pergi darimu.
Mendadak kamu memburu-buru yang sudah terlanjur berlalu.

Siapa yang mana yang tersakiti, terlihat abu.

Aku, yang putih terendam, yang hitam terapung.

Silahkan.
Bebaskanlah opini.
Dan aku semakin tak peduli.

Minggu, 30 November 2014

Ingin Dipeluk

It's weird, ketika kamu menjadi anak tunggal, namun selalu merasa sendiri tanpa rangkulan kedua orang tuamu.

Menjadi anak tunggal seharusnya menyenangkan. Selalu dimanja, selalu disayang, selalu diperhatikan, karena ya memang tidak ada anak lagi yang harus diperlakukan seperti itu. Namun, ada kalanya keadaan tak semanis yang dibayangkan. Beberapa anak tunggal memang selalu dimanja dan diperhatikan dengan materi berlimpah ruah, tetapi hati mereka seringkali tak terangkul oleh kedua orang tuanya.

Beberapa anak tunggal merasa ketika sedang tertimpa masalah, kedua orang tuanya justru selalu menyudutkan si anak atas masalah yang menimpanya. Mungkin memang kesalahan anak, tapi mengapa mereka tak mencoba mencari tahu apa penyebab masalah tersebut dengan mendekati si anak? Ketika si anak nampak murung, malah menjadi bulan-bulanan ibunya dengan sodoran pertanyaan-pertanyaan menekan, seperti "Kenapa sih?! Mukanya ditekuk aja! Emangnya ibunya gak ngasih makan?!", atau "Cemberut aja! Gak ngehargain pemberian orang tua!".

Ketika anak nampak murung, anak hanya ingin ditanyakan dengan penuh kasih, "kamu kenapa nak?", atau "anak ibu kenapa sih cemberut terus, cerita dong sama ibu". Atau tak perlu bertanya, karena kadang kala anak hanya ingin dirangkul, dipeluk, atau sekedar didengarkan keluh kesahnya.

Nasehat memang perlu. Tetapi apakah nyaman dirasa, jika nasehat diberikan dengan nada tinggi dan kalimat-kalimat yang menyudutkan? Kami anak tunggal tidak punya siapa-siapa lagi selain kalian, kedua orang tua kami. Ketika kami dihadapkan pada suatu masalah, kami ingin dikuatkan. Ketika kami membuat keputusan, kami ingin didukung. Ketika kami terjatuh, kami ingin dibantu berdiri. Ketika kami diam dalam tangis, kami hanya ingin dirangkul.. Kami hanya ingin dipeluk. Oleh siapa lagi, selain oleh kalian, kedua orang tua kami?

Bukan kalimat yang menyudutkan yang kami butuhkan. Bukan pula sikap dingin enggan bicara dengan kami.

Kami ingin dipeluk.. oleh kedua orang tua kami.

Sabtu, 21 Juni 2014

Ibu, Izinkan Aku Berteman dengan Mereka

Suatu ketika aku bertemu dengan seorang perempuan...

 
Ah elah bahasanya kaku amat. Ulang ulang.


Waktu itu gw pulang kerja, nungguin kereta di stasiun Sudirman. Nggak ada yang beda, nampak kayak hari-hari biasanya. Gw nunggu di pinggir peron dengan gaya seadanya. Berdiri dengan kaki yang tidak anggun dan tas ransel nyangklek di punggung. Sesekali pas-pasan sama mbak-mbak kece yang stylish. Terus gw langsung mandang diri sendiri ampe ujung kaki. Agak minder. Muncul sekelibat pemikiran, "gw kangen gw yang dulu..".

Pas lagi asik-asiknya ngelamun, tiba-tiba suara perempuan di belakang gw. "Permisi mbak, ini yang ke arah Tanah Abang kan?". Seorang cewek berperawakan kecil nanya dengan senyum ramah. Dia pake gamis bahan katun, plus bergo kaos merk Rabbani (lah, nyebut merek..) sepinggang, lengkap dengan flat shoes dan kaos kakinya. Gw jawab ikutan ramah juga "iya mbak di sini". Keretapun dateng. Gw sama dia naik dari pintu yang berbeda, tapi pas di dalem kita duduk sebelahan. Kita ngobrol sedikit karena dia nanya di stasiun Tanah Abang ada musholla apa ngga. Ramaaah banget. Senyumnya tulus. Pas nyampe di stasiun Tanah Abang, dia siap-siap turun. Sambil berdiri dia bilang "Yaudah kalo begitu duluan ya mbak, hati-hati. Makasih, assalammualaikum.."

Kayaknya gw baru sekali ini seumur hidup, pas say bye bye di jalan, gw di "assalammualaikum"in. Hehehe. Adeeem nyeess rasanya. Ya Allah, nyesel nggak sempet kenalan. Rasanya rinduuuu banget punya temen yang kayak gitu, yang ramah lagi berpakaian yang baik. Santun kata-katanya tapi tetep asyik buat ngobrol dan nggak ja'im. Panjang bajunya dan lebar, tapi tetep anggun pembawaan akhlak. Sederhana cara berpakaiannya tapi tetep rapi dan berkelas. Ah, jadi pengen kayak dia. Pudar semua pemikiran "pengen kayak Uu yang dulu"nya. Justru langsung semangat berpikir "aku ingin menjadi diri yang lebih baik!".

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Di Blok M, hari ini di masjid Blok M Square (lupa nama mesjidnya apa), kayak abis ada kajian gitu. Banyak banget cewek-cewek dan ibu-ibu berkerudung panjaaaang, beberapa dari mereka bahkan bercadar. Masya Allah, rasanya pengeen banget kumpul bareng mereka, ikut majlis ilmu sama-sama mereka.

Belom lama sempet diajakin belajar tahsin bareng sama sodara di mesjid At Taqwa Tangerang. Wah boleh juga nih, pikir gw. Sekalian nambah ilmu, sekalian cari temen-temen baru yang kayak waktu itu ketemu di stasiun. Hehe. Gw bilang dong sama ibu gw. Ijin lah gitu maksudnya.. Pas gw bilang, ternyata ibu gw kurang setuju gw ikut-ikut majlis yang kayak begitu. Takut ada oknum yang "kurang bertanggung jawab" katanya. Beliau kuatir, di majlis-majlis tersebut, ada oknum yang menelusup dan nyebarin fitnah + ajaran sesat. Astaghfirullahaladzim.. Gw aja nggak pernah berpikiran sampai kesana. Tujuan gw murni, pengen belajar banyak dan cari ilmu agama, karna ilmu agama gw sedikit sekali.

Gw tau, ibu gw berpikir begitu karna kuatir gw akan diajakin macem-macem, karena isu yang beredar di masyarakat Indonesia tentang cewek berkerudung panjang dan cowok celana ngatung & berjenggot ya imejnya "teroris" lah, atau "fanatik" lah. Tapi gw yakin, dengan niat yang baik, Insya Allah, Allah akan memudahkan jalan kita, Allah akan menjauhkan kita dari hal-hal yang buruk..

...dan aku ingin sekali berteman dengan gadis-gadis berkerudung panjang itu, bu. Ingin sekali.

Sabtu, 14 Desember 2013

Melanjut Hidup

Bertahun mengarak mimpi
Berjalan tegak enggan henti
Berlari hampir ke garis mati
Lalu kami kini berdiri
Dengan toga di badan kami

Halah, lebay.
Okelah, lumayan, pemanasan. Sebenernya cuman mau sharing foto wisuda doang sih. Muhehehehe~





-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Oiya, tadi siang iseng-iseng bikin frame yang lagi ngehitz gituuu. Yang gak ada kacanya, yang fotonya digantung-gantungin doang itu. Hitz banget nich gw gellaaaaaa~



Eh iya, itu marknya bukan nama gw, tapi Kucul Handmade. Kucul Handmade itu adalah... yah, ntar aja lah yaa next post gw ceritain. Biar penasaran dikit~

XOXO

Rabu, 13 November 2013

Kerudung Panjang

Asalammualaikum, salam sejahtera.

Sebagai anak fresh graduated, harusnya gw punya banyak waktu buat ngeblog, tapi yaah.. Apa daya lah. Pffftt..

Sekarang gw mau sharing tentang pengalaman pribadi gw mengenai sesuatu yang sangat esensial buat perempuan Muslim tapi selalu diremehkan hukumnya oleh kebanyakan kaum kita. Kenapa? Ya nggak tau juga sih gw kenapa. Hehehehe.

Kerudung. Atau bahasa ngetrennya sekarang ini hijab. (Eh FYI, kerudung, jilbab, sama hijab itu beda loh. Coba googling aja sendiri yak, bedanya apa. Muehehehe). Gw mau pake bahasa gw aja, kerudung. Jadi ini soal kepala. Eh, kerudung+baju denk, soalnya gw mau ngomongin soal baju juga. Gw nggak biasa pake istilah hijab, jilbab, atau khimar. Enakan kerudung, baju, rok, gitu. Lebih Indonesiyahh! Huahahaha.

Gw udah kerudungan sejak semester 3. Pas taun berapa itu yah? 2011 kayaknya. Lebih tepatnya pas sebelum taun baru 2011. Masih 2010 brarti yak? Yah pokoknya bulan-bulan segitu deh. Gw pernah cerita kayaknya di postingan duluuuuuu banget soal sejak kapan gw kepengen pake kerudung. Jadi udah gausah dibahas lagi di sini. Cari aja sendiri artikelnya yak di sini. *evil smile*. Dulu pas awal-awal pake kerudung tuh rasanya nyamaaaaannn banget. Rasanya amaaaann banget. Rasanya adeeeemm banget. Walaupun sempet minder karena gw kuliah di kampus yang kebanyakan bukan Muslim, tapi gw tetep istiqomah, alhamdulilah :')

Gw orangnya sangat memperhatikan penampilan. Gw suka baca majalah fashion, nongkrongin blog dan website fashion, baca buku-buku fashion, pokoknya demen banget lah. Walaupun gw akuin gw nggak stylish-stylish amat, tapi lumayan kece lah penampilan gw. Hakhakhakhakhak! *najis, geli sendiri gw bacanya!* Dulu hobi gw pake kerudung yang digaya-gayain. Tapi nggak lebay sih, cuman lebih modis aja... dikit. Senengnya pake pasmina, trus dibentuk asal-asalan (gak pake tutorial, soalnya bikinnya buru-buru sebelum brangkat kuliah), tapi pas jadi hasilnya kece. Trus seneng juga pake kerudung segi empat biasa, tapi gw tarik ke belakang semua ujungnya, soalnya menurut gw ribet kalo dibiarkan menjuntai-juntai di bagian dada.

Waktu itu gw masih bandel. Kerudungan kalo mau pergi doang. Itu pun kalo perginya minimal 1km. Pergi di bawah 1km (misalnya ke warung, ke Indomaret depan komplek, jajan jamur kiwil, ke abah sate Madura), itu gw jarang pake kerudung. Malah pas ada temen-temen laki gw nyamper ke rumah pun gw pake celana pendek. Hahahahahaha jahiliyah.. :|

Sampe akhirnya pas akhir taun 2012 kemaren, gw mulai ngerasa iri. Iri sama siapa? Iri sama cewek-cewek yang kerudungnya panjang-panjang, yang kalo kemana-mana pake rok & kaos kaki. Ngeliatnya adeeeemm banget. Kayaknya pengen banget kayak gitu tapi kenapa berat beneeerr rasanya. Pas taun baru, gw sampe bikin resolusi taun 2013 yaitu: "Get skirts! No pants!". Dengan tekad bulet kek ee kebo, akhirnya gw mencatat resolusi itu di dalam benak & hati gw.... dalam-dalam.

Pas taun baru nih? Langsung kelaksana itu resolusi? Kagak lah! Sama sekali! Hahahaha. Gw baru mulai pake celana-celana longgar pas gw mulai kerja magang. Kata gw, "pelan-pelan dulu kali yah, pake celana longgar dulu aja, sekalian ngumpulin rok dulu.". Pokoknya celana-celana gw yang ketat-ketat udah gak gw pake lagi. Dan itu gampang? Nggak. Gw suka pengen nyeraaaahh rasanya, ga kuat kalo ga pake skinny jeans sehari aja. Rasanya nggak stylish. Rasanya nggak kece. Rasanya kayak ibu-ibu. Wah, pas masa-masa ini setan lagi banyak-banyaknya nih. Tapi gw tetep berusaha supaya nggak pake celana-celana skinny itu lagi. Caranya? Buang semua celana itu jauh-jauh dari lemari. Selesai.

Yaaa ngga dibuang juga sih, sayang. Hehehehe. Kebanyakan gw hibahin ke orang.

Terus, gw mulai follow akun-akun Muslimah. Di situ sering disharing tentang kewajiban berhijab, tentang bagaimana seharusnya berhijab sesuai syariat, tentang bagaimana hal yang selama ini kaum Muslimah anggep sepele-ternyata justru sangat ngelanggar syariat Islam. Astaghfirullah.. Makin merasa kepengen "berubah" kan ya gw. Apalagi pas waktu itu banyak kejadian dan situasi yang bikin gw ngerasa makin dan semakin iriiii ngeliat cewek-cewek kerudungan panjang. Kayak pas waktu itu gw photoshoot buat pre-wedd temennya Mas Rama di Universitas Indonesia (UI). Pas sholat dzuhur di mesjid UI, di sana banyaaaakk banget yang pake kerudung+rok panjang-panjang, rapet sama kaos kakinya segala. Gw ngerasa iri, minder sama mereka, tapi juga seneng mandangin mereka karena cantik-cantik dan anggun bangeeett. Campur aduk rasanya. Udah gitu gw nanya-nanya soal dimana tempat wudhu perempuan sama tempat sholat perempuan ke salah satu dari cewek-cewek kerudungan panjang itu, dan mereka ramaaaaahhh banget ngejawabnya. Ah, makin tsakeup luar dalem! :3

Beberapa waktu setelah itu, gw dapet orderan bikin scrapbook buat hadiah ulang taun salah satu temen dari bulik gw. Temennya itu ternyata kerudungan panjang juga. Pas nempel-nempelin foto di scrapbooknya, nggak ada bosen-bosennya gw pandangin foto-foto dia sama temen-temen komunitas Remaja Muslimnya. Kerudungan panjang semua, rok-rok an semua, kaos kakian semua, cantik-cantik dan anggun-anggun semua. Aaaaaaa makin kepengeeeeenn >.<

Untuk membulatkan tekad gw, gw makin banyak follow akun-akun Islami lainnya di Twitter. Terus gw baca buku Hijab, I'm In Love-nya Oki Setiana Dewi. Rasanya kayak dicubit mesraa sama tulisan-tulisannya! Soalnya Oki juga punya pengalaman yang sama, sama-sama dulunya nggak berhijab. Jadinya sersasa dicubit tapi dicubitnya bareng-bareng. Hehehe. Selain buku Hijab I'm In Love, gw juga baca bukunya Ust. Felix Siauw yang Yu, Berhijab!. Yang ini lebih makjleb lagi tulisannya. Tapi bukannya jadi sebel, malah justru jadi semakin berkaca sama diri sendiri.. daaaannn semakin kepengen buat ngubah penampilan jadi serba-longgar-panjang-nutup-sederhana ini.

Rok udah kekumpul, baju-baju panjang juga lumayan, kerudung-kerudung tebel juga udah ada 2 biji. Tinggal prakteknya nih. Gampang? Berkali-kali gw katakan, NGGAK SAMA SEKALI. Tapi justru di situ asyiknya. Jadi merasa tertantang untuk segera melonggar-panjang-kan kerudung dan baju gw. Tantangannya banyak. Pertama, orang tua. Yang ini agak lucu tapi ngeselin. Emak gw rada-rada gimanaa gitu ngeliat gw pake baju kayak gini. Mungkin yang ada di pikirannya "Ngapain sih, dek, pake baju kaya gitu? Fanatik banget!". Sampe-sampe, apapun yang gw lakuin atau yang terjadi sama gw, sekarang disangkut-pautin sama kerudung panjang gw. Misalnya gini..

Gw dari dulu, jauuuuhh sebelum gw pake kerudung, warna favorit gw kalo make baju itu ya warna-warna gelap tapi netral. Kayak item, cokelat, biru, abu-abu, dll. Tapiiiii semenjak pake kerudung panjang, pas gw pake baju item dikit aja, emak gw langsung ngedumel "Ih, ngapain sih pake baju warna item-item gitu, kayak teroris!". Maaaakk, tega nian anaknya dibilang teroris :"((((. Padahal dari dulu juga gw pake baju warnanya begitu-begitu mulu perasaan -,-

Terus nih, soal bau badan. Gw itu anaknya suka kelayapan di bawah sinar matahari. Sering banget bau matahari (padahal udah pake parfum). Dari dulu. Dari SD. Jauuuuhh sebelum gw pake kerudung. Dan sekarang, gw agak-agak bau matahari dikit aja, emak gw ngedumel lagi "Ih, pokoknya ibu nggak mau ya kamu pake kerudung panjang tapi bau gitu! Jangan kayak orang-orang yang kerudung panjang laen!". Lah.....

Satu lagi, soal celana daleman. Gw udah beberapa minggu ini pake celana training buat daleman rok, nggak pake legging, kecuali kalo pas roknya tebel dan gak nerawang. Dan emak gw komentar lagi.. "Ih kaya orang kampung ih pake celana di dalem rok begitu! Gulung!".

Yaaahh.. begitulah. Agak-agak lucu kalo diliat sekarang. Hehehehe. Bisa dibilang, tantangan kecil kayak gini doang mah gak seberapa dibanding pas jaman alm. Pak Harto dulu. Mau pake kerudung aja susaaaaahh banget, selalu dianggep macem-macem. Jaman sekarang mah enak, toh yang pake kerudung aja mbejubel sekarang, walaupun maih banyak yang belom longgar-panjang-ketutup sampe kaki. Hehe. Tapi yang jelas guys, pake kerudungan panjang + rok + kaos kaki tuh rasanya nyamaaaann banget. Adeeeemmm di hati. Nggak percaya? Cobain deh :D

Aku kemarin
Aku sekarang. Mendingan lah dikit~
 Kalo ditanya, "sekarang udah nggak iri dong sama cewek-cewek berkerudung panjang itu?" Jawabnya, MASIH BANGET. Gw, seorang Wulan Agustias Iskandar, masih jauh banget untuk sampe ke tahap si cewek-cewek kerudung panjang nan manis dan anggun itu. Kerudung gw masih belum panjang kalo menurut gw, kadang masih suka pake baju atasan nggak nutup pantat, masih suka males pake kaos kaki pas ke warung, masih sembarangan kalo ngomong, sama sekali nggak ramah, masih suka bolong ibadah sunnahnya, masiiiihh banyaaaakk banget yang harus dikejar demi kedamaian batin dan kebahagiaan akhirat kelak :"(

Doain yak supaya daku tetap istiqomah dan tetap berada di jalur yang lurus, walaupun kadang gatel pengen belok-belok mampir buat jajan. Huehehehe.

Xoxo

Kamis, 13 Juni 2013

Perasaan gelisah yang tidak jelas juntrunganya ini, bagusnya diapain yah?

Senin, 10 Juni 2013

Calm Down

Kemarin, tepatnya pada sore hari yang indah dan cerah, datanglah sebuah kejadihaaaann luhaaar bihasaaa terhadap ponsel sahhaaya!

Kejadian apa itu?

Kejadian dimana pada saat itu sahaya akan memindahkan semua data foto dan video yang ada di hengpon sahaya dimana si memory cardnya sahaya lepas dan sahaya transfer via card reader dimana card readernya sahaya colok ke leptop sahaya dan lalu sahaya command+a yang hal tersebut berarti sahaya menyeleksi semua data foto dan video yang ada di dalam folder Camera dimana pada saat proses mengcopy tersebut sahaya ternyata tihidak sehengaja menyehenggol meja lipet dimana menjadi alas tempat leptop saya diletakkan dan lahalu ahapa yahang teherjahadi? BAM! "The disk was not ejected properly. If possible, always eject a disk before unplugging it or turning it off."

Sahaya pikir pada saat itu memory card sahaya aman-aman sahaja pemirsah. Tahapi sehetelah sahaya periksaaaaa...

BAM! 

...kosong

......semua

..................isinya

...............................sama sekali

....................................................hilang.

Oh God, what should I do?!?? *sambil nangis* *ini nangis beneran loh kemaren, gak bohong*

Ya, gw nangis, pemirsah. Begini loh. Gw nggak masalah, kalo data-data contact gw ilang. Atau, data-data aplikasi ataupun dokumen-dokumen .doc atau .pdf gw ilang. Yang bikin nggak rela apa? Data fotooooooo sama videoooo gw sama Kiki sama Riska di tempat magang kemaren ilaaaanngg semuaaaaaaaaaaa!

...gw sedih. Jujur, gw sedih. Masalahnya, kita bertiga belum tentu ketemu lagi bareng-bareng kayak gitu. Kalopun suatu saat kita nanti ketemu dan seru-seruan foto-foto bikin video lagi, tapi kan momentnya udah beda, suasananya udah berubah, dan kita udah nggak kayak kemaren lagi. It's all about time and memories. Ini sedih, beneran. :'(

Terus juga foto-foto panorama pegunungan di Tea Walk yang gw foto waktu itu, itu juga sayang bangeeeettt kalo sampe ilang karena bagus-baguuuusss. :'(

Ini dia si card reader keramat beserta memory card yang masih nemplok di sana.

Gw udah coba berbagai macem recovery tools, macem MiniTools, TestDisk, DiskDrill, DataRecoveryFree, dan Recuva. DiskDrill menawarkan keeemudahan dan keecepatan dalam scanning, tapi yaaa buat yang free mah cuman bisa scanning doang, kalo mau recovery ya kudu beli sekitar $80an. Terus gw coba MiniTools, ini juga asik. Cumaan, untuk yang free, cuma dikasih jatah ngerecover data sebesar 1GB aja. Kalo mau ngerecover semua, yaaa beliiii.

Terus TestDisk, naaah yang ini 100% free! Beneran, tanpa beli-beli kita udah bisa ngerecover seeemua data! ....tapi susyah. Gw nggak paham caranya. Harus masuk-masuk ke Terminal dulu, cari bis yang sejurusan, beli tiket di loket atau mending naik dari pull terdekat, nggak, ini serius, ngerecover datanya harus lewat Terminal, dan gw nggak paham karena itu isinya tulisan semua dan bekgronnya item. Tulisannya juga gw nggak ngerti, banyak istilah-istilah IT yang gw nggak paham.

Laluuu berdasarkan hasil googling selama sekitar 0,5kg keringat/detik, gw menemukan DataRecoveryFree yang tersedia di App Store. Ini judulnya aja FREE bos, siapa juga yang nggak demen gratisan yekaan? Tapi setelah gw baca deskripsinya, yang free ini cuma bisa ngerecover format image atau picture aja guys. Kata gw dalem hati, oke lah gak papa, malem ini gw selametin foto-foto dulu, besok pagi gw coba lagi pake Recuva. Dan sukses tuh, data image keambil semua. Yaah nggak semua sih, banyak yang crash juga. Keesokan paginya, a.k.a tadi pagi, gw coba pake Recuva. Dan ternyahata bihisa sahaudara-sahaudaraaa! Tapi yaaa... gitu, nggak semua data berhasil kembali dengan selamat. Banyak yang crash, corrupt, dan nggak bisa dibuka sama sekali. Saya masih nggak rela, guys.. :'(

Karena udah kesel jugaaa, akhirnya gw memutuskan untuk sekalian ngefactory reset hengpon saya yang ganteng ini. Yaudah lah, mendingan gw ulang lagi dari awal. Kita mulai dari awal lagi, sama seperti kita pertama ketemu dulu. Aku ngeliat kamu bersinar di website Samsung, lalu aku ke toko dan ngeliat kamu semakin bersinar, bahkan mengedipkan mata seolah merayu untuk dibeli. Yah, kita seolah kembali ke masa-masa dua tahun silam itu, sayang. Seperti kamu yang dulu, yang masih polos belum berdosa. :')

Tampilan si Noti setelah difactory reset, seperti dahulu kala ketika masih suci :')

Kalo ditanya udah rela atas foto-foto dan video yang rusak? NGGAK! Gw belom rellaaaaaaaa!


Sayangilah hengpon dan memory card anda, sebelum mereka ngambek dan menghapus segala memori indah yang anda miliki di tangan mereka dengan cuma-cuma. (!)

Wassalam.

Minggu, 09 Juni 2013

See Everything Unseen


Pokoknya, sekarang kalo gw lagi ngerasain sesuatu, dan gw nggak bisa ungkapin, gw upload gambar aja yaah. One picture can say anything untold.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Get Organized!


Hokaaay! Cuma mau kasih kabar bahwasanya seorang Wulan A. Iskandar telah merapikan crafty things-nya, yang sedari jaman SMP cuma diblesekin di dalem kresek dan kerdus, kini telah mempunyai rumah baru yaitu di dalam sebuah box plastik. Hahahaha rapih bet sekarang!

Ini isinya bahan-bahan fabric, macem kain flanel, kain brukat, ada kain katun juga,  batik juga ada.

Kalo box kecil bersekat ini isinya ya pernak-pernik kecil macem peniti, manik-manik, pita, benang, kancing, daaan lain-lain-lain-lain~

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Card-To-Post!

Oh yeaaah, I forgot to tell you that I made account at cardtopost.com. Haha udah lama bangeet padahal, tapi baru mulai aktif sekarang. Hehehe. Ini ada 4 kartu pos (dari total 32 kartu pos yang udah gw bikin+cetak dari kapan tau) yang bakalan gw kirim dalam waktu dekat. Dan gw sekarang juga lagi nunggu kartu pos kiriman temen-temen yang udah minta alamat. Yuk postcrossing yuuk! :3

4 kartu pos siap kiriiim! Ditunggu yaaah! ;)

Apapun yang lagi lo kerjain sekarang, saran gw, just enjoy it. I love you :*

Wassalam.